Mujiadi menegaskan bahwa selama ini Sasmiati tidak mendapatkan bantuan dari Program Keluarga Harapan (PKH) karena Kartu Keluarga (KK) ikut ibunya. Sementara pada 2020 lalu, ibunya ke Kalimantan tanpa mencabut berkas PKH yang selama ini mendapat bantuan di Blitar.
Pihak desa juga beberapa kali membuatkan KTP Elektronik, namun selalu hilang. Pada 2022 lalu KTP Elektronik Sasmiati dan anak pertamanya dibuat pihak desa, namun hilang. "Kalau kami bawakan KTPnya tidak boleh, tapi kalau dibawa sendiri hilang," ujarnya.
Keluarga Sasmiati sempat viral di laman pemberitaan media, karena satu keluarga keterbelakangan mental. Selain itu, keluarga ini juga tidak pernah mendapatkan bantuan dari pemerintah.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait