Blitar.iNews.id - Penyebaran Omricon diseluruh dunia terus mengalami peningkatan. Hal ini juga diwaspadai oleh Pemerintah Daerah Jawa Timur. Hingga saat ini, Fokopimda Jatim telah menyiagakan satgas yang ditugaskan untuk menangani kedatangan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). Upaya ini dimaksudkan sebagai bentuk antisipasi masuknya Omricon ke Jawa Timur.
Hal tersebut disampaikan oleh Kapolda Jawa Timur, Irjen Pol Nico Afinta. Dalam keteranganya, Irjen Pol Nico menyampaikan bahwa saat ini Forkopimda Jatim telah membentuk sejumlah Satgas Penanangan PPLN yang melibatkan beberapa pihak.
Pembentukan Satgas Penanganan PPLN itu meliputi satgas transportasi, satgas kesehatan, satgas administrasi dan satgas bandara. Keseluruhan satgas dibentuk untuk mengantisipasi masuknya Covid-19 varian Omricon di Jawa Timur.
"Terkait dengan hal itu, maka akan dibagi mulai dari kedatangan, kemudian pengecekan paspor, kemudian pengecekan barang-barang oleh bea cukai, pengecekan kesehatan dilaksanakan di tempat langsung," kata Nico saat dialog interaktif saat rapat sekaligus launching Aplikasi Monitoring Karantina Presisi, secara virtual di Terminal 2 Bandara Juanda, Kamis (6/1/2022).
Selain itu, akan dilaksanakan tes PCR dan hasilnya ditunggu di tempat. Setelah aman baru dibawa ke tempat-tempat yang sudah disiapkan. Beberapa di antaranya asrama haji dan hotel-hotel yang sudah disiapkan. "Ada 18 hotel. Total yang sudah disiapkan ada 3.200 tempat tidur dan satu kamar berisi dua orang, untuk mengantisipasi penyebaran virus Omicron," tuturnya.
Kapolda juga mengatakan, tim satgas ini akan terus melakukan komunikasi dan koordinasi satu sama lain. Tujuannya agar masing-masing satgas yang ada di tempat karantina maupun yang di posko dapat berkomunikasi dengan baik.
"Ayo pelaku-pelaku perjalanan luar negeri, maupun PMI di antaranya, patuh terhadap aturan-aturan ini. Kita semua bekerja sama dengan baik. Harapannya Jawa Timur dengan adanya kerja sama yang baik, patuh terhadap aturan, bisa kita hadapi bersama mengantisipasi penyebaran virus yang baru ini," katanya.
Nico juga menyampaikan hingga saat ini masih belum ditemukan kendala. Namun yang dibutuhkan saat ini yakni daya mengenai jumlah orang yang akan datang masuk di Bandara Jawa Timur.
"Kalau data ini kami dapatkan satu hari, dua hari, tiga hari makin lama akan makin baik. Untuk data ini dibagikan ke seluruh satgas yang sudah ada," katanya.
Nico juga menyampai beberapa kemungkinan kepatuhan PMI selama tujuh dampai 10 hari tinggal di tempat karantina. Karena itu pihaknya terus melakukan berbagai langkah untuk mengantisipasi kemungkinan tersebut, yakni dengan menyiapkan tempat wifi, surat kabar, sehingga mereka juga tidak telat informasi dan tidak jenuh.
Nico juga menyampaikan, dengan adanya aplikasi Monitoring Karantina Presisi yang dilaunching ini, nantinya akan membantu mendapatkan data PMI atau pelaku perjalanan luar negeri yang akan datang.
"Saya kira penting buat kami untuk selalu bersinergi, berkomunikasi, untuk mengatasi di tiap-tiap titik ini. Jadi semakin sering kami mengkomunikasikan, dan sama-sama mencari jalan keluar, itu akan mempermudah di dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada di Satgas ini," katanya.
Diketahui, Forkopimda Jawa Timur mengikuti rapat sekaligus launching Aplikasi Monitoring Karantina Presisi, secara virtual, Kamis (6/1/2022). Kegiatan dipimpin oleh Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. Acara ini juga dihadiri Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perekonomian Airlangga Hartanto.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait