Lembaga Riset Amerika Serikat Ramal Indonesia Alami 378 Ribu Covid Perhari! Benarkah?

Qithfirul
Pandemi Covid-19 (Foto: Pixabay)

Blitar.iNews.id - Diperkirakan Indonesia akan mengalami lonjakan Covid-19 hingga 378 ribu kasus Covid-19 per hari hingga bulan April 2022. Hal tersebut disampaikan oleh lembaga riset asal Amerika Serikat bernama Health Metrics and Evaluation (IHME) di bawah Washington University.

Dengan adanya pernyataan tersebut, Dokter Relawan Covid-19 sekaligus Pakar Kesehatan, dr. Muhamad Fajri Adda'i menyampaikan bahwa hal tersebut mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, salah satu bentuk upaya yang harus dilakukan adalah tetap patuh terhadap protokol kesehatan, menjaga mobilitas, menghindari kerumunan, dan menghindari ruang tertutup.

Dilansir melalui MNC Portal, dr. Fajri menyampaikan, "Tetap perluas vaksinasi secara cepat 2 dosis dulu. Jika ada booster maka akan lebih baik,". Meskipun saat ini kasus Covid-19 di Indonesia mengalami penurunan dan sudah terkendali, namun ada baiknya masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan, tambahnya.

Masyarakat justru harus tetap waspada, mengingat saat ini Indonesia baru saja melewati periode Natal dan Tahun Baru (Nataru). "Kerja, ya kerja aja. Nyari duit, nyari duit aja, liburan silahkan. Tapi tetaplah lagi-lagi protokol kesehatan. Supaya kita menang semua. Artinya supremasi kita di bidang ekonomi kemajuan dan sebagainya kita harus jaga," kata dia.

Dia melanjutkan, ada lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Amerika Serikat (AS). Padahal, sudah 77 persen dari populasi di Amerika telah mendapatkan vaksin full dosis. "Bahkan 20 persen sudah booster (dosis ketiga) tapi meledaknya satu hari sampai 1 juta, yang meninggal hampir 1.600 per hari," katanya.

Selain itu, masyarakat AS yang dirawat inapnya akibat Covid-19 juga mencapai sekira 109 ribu per hari. Kondisi ini terjadi meskipun AS sudah memiliki kekebalan tubuh. Dokter Fajri mengatakan minimnya protokol kesehatan yang menyebabkan terjadinya ledakan kasus Covid-19. "Lain cerita dengan Inggris walaupun udah sampai 180 ribu per hari tapi yang masuk rumah sakit tidak sebanyak AS. Norwegia, Denmark dan negara-negara maju lainnya tidak memiliki kasus meninggal separah AS.

Menurut Dokter Fajri, situasi Covid-19 di Indonesia berbeda dari Amerika ataupun Inggris."Sejauh ini angka positivity rate Indonesia bagus sekali di bawah 1 persen. Artinya belum ada indikasi ke sana (meledak seperti di AS)," tuntasnya.

Senada, Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa berbagai prediksi yang ada sampai saat ini belum ada yang tepat dalam menggambarkan situasi Covid-19 di Indonesia. Meski demikian, Siti Nadia tidak memungkiri terjadinya potensi lonjakan kasus Covid-19.

"Kemungkinan peningkatan kasus karena Omicron bisa saja terjadi," katanya. Meski memiliki peluang mengalami lonjakan kasus Covid-19, namun Siti Nadia belum tahu pasti seberapa besar kenaikan tersebut. Sebab, saat ini banyak sekali faktor yang memengaruhi laju penularan Covid-19. Sebagaimana diketahui, saat ini Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengonfirmasi total kasus Omicron di Indonesia sebanyak 254 kasus. Sebanyak 239 kasus diantaranya dari pelaku perjalanan internasional (imported case), sementara 15 kasus lainnya disebabkan oleh transmisi lokal.

"Kita belum tahu seberapa besar (peningkatan kasus Covid-19). Banyak faktor yang memengaruhi laju penularan. selama prokes (Protokol Kesehatan) kita jalankan, ini pasti akan mencegah peningkatan kasus," tuntasnya.

Editor : Robby Ridwan

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network