get app
inews
Aa Read Next : Pelukan Soekarno kepada Musso Sebelum Mati di Pemberontakan PKI Madiun 1948

PKI Hancur Pasca G30SPKI, Ganti Slogan We Are Nowhere But Everywhere

Sabtu, 09 September 2023 | 12:01 WIB
header img
PKI pasca peristiwa G30SPKI yang hancur mencoba bangkit dengan slogan We Are Nowhere but Everywhere. (foto/ist)

BLITAR, iNewsBlitar - PKI (Partai Komunis Indonesia) secara organisasi telah hancur. Pasca peristiwa 30 September 1965 atau G30S PKI, yakni 12 Maret 1966, dibubarkan dan dinyatakan sebagai partai politik terlarang.

Sejumlah tokoh penting PKI, yakni seperti DN Aidit dan Njoto ditangkap dan dieksekusi. Nasib serupa juga dialami tokoh, kader, dan simpatisan PKI di berbagai daerah, terutama di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Secara organisasi PKI telah tumbang. Kendati demikian partai politik yang memiliki pengalaman terpuruk pada tahun 1926 dan 1948 itu tidak benar-benar mati.

Dalam waktu pendek sejumlah tokoh dan kader PKI yang selamat dari pemberangusan, bergerak. Mereka tidak berhenti mengordinasikan sel-sel jaringan yang masih aktif.

Diam-diam mereka mengumpulkan kaki-kaki partai, menghidupkan jaringan, mencoba membangun kembali kekuatan, yakni utamanya di Jawa Timur dan Jawa Tengah yang menjadi daerah basis.

Gerakan klandestin itu dipimpin oleh Sudisman yang merupakan eks Sekjen CC PKI yang menggantikan Njoto sebelum meletus G30S PKI.

“Kader-kader bawah tanah PKI menyusun jaringan bawah tanah yang hanya mereka saja yang mengetahui bentu-bentuk perkaitannya,” demikian dikutip dari buku Jenderal Yoga Loyalis di Balik Layar (2018).

Pasca peristiwa G30S PKI wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah terpilih untuk bangkit. Penjatuhan pilihan Jatim dan Jateng tidak lepas dari pertimbangan hasil perolehan suara PKI pada Pemilu 1955.

Perolehan suara PKI di Jawa Timur adalah yang  terbesar kedua setelah perolehan suara NU. PKI mendapat dukungan 2.299.602 suara. Di beberapa karsidenan, yakni di Besuki (Tapal Kuda), Madiun dan Kediri, perolehan suara PKI bahkan yang terbesar.

Di Jawa Timur secara keseluruhan, perolehan suara PKI masih di atas PNI yang menempati urutan ketiga dan posisi keempat ditempati Masyumi. Begitu partai lebur akibat peristiwa G30SPKI, kader dan simpatisan PKI menyebar ke mana-mana.

Begitu juga di Jawa Tengah. Perolehan suara PKI menempati urutan kedua setelah PNI. PKI meraup sebanyak 2.326.108 suara. Kendati demikian hanya di karsidenan Surakarta (Solo), perolehan suara PKI paling unggul.

Di beberapa karsidenan lain, suara yang diraup menempati urutan ketiga, yakni di bawah PNI dan NU. Sementara jumlah suara dukungan Masyumi menempati urutan keempat.

Sudisman yang lolos dari penangkapan, diketahui menyusun konsep KOK (Kritik Oto Kritik) yang disebarkan melalui penerbitan gelap. Isinya tiga hal, yakni membangun kembali partai, Perjuangan Rakyat Bersenjata (Perjuta) dan membentuk Front Persatuan Nasional.

“Sudisman lewat satu buletinnya mengatakan, We are nowhere, but will be everywhere”.

Untuk menghidupkan kembali strategi Desa Mengepung Kota, PKI kembali membentuk kembali basis-basis di daerah minus. Termasuk membentuk sekolah perlawanan rakyat.

Di Jawa Tengah yang disebut Comitte Daerah Besar (CDB), mereka membentuk beberapa Komite Proyek (Kompro). Di antaranya Kompro Lawu Kendeng, Muria, Merapi Merbabu Kompleks dan Kapur Selatan.

Di Solo mereka membentuk basis di Wonogiri, Tirtomoyo, Girimerto dan Purwantoro. Di Cepu mereka membentuk basis di Cepu Utara, Cepu Selatan, Blora, Randublatung dan Grobogan.

Sementara di Jawa Timur, kekuatan basis dipusatkan di wilayah Blitar Selatan. Sejumlah gembong PKI yang lolos dari penangkapan, berkumpul. Yakni Oloan Hutapea, Rewang, Ruslan Wijaya, Mohammad Munir, Suwandi, Sukatno dan Iskandar Subekti. “Mereka mengoordinasikan kegiatan organisasi secara nasional”.

Pada awal tahun 1968, peristiwa perampokan, penggarongan, dan pembunuhan meningkat di wilayah Jawa Timur. Di belakang sejumlah peristiwa kejahatan itu terungkap adanya orang-orang PKI yang berusaha bangkit kembali.

Pada 28 Mei 1968, TNI AD menjawab upaya kebangkitan PKI di Blitar Selatan dengan membentuk Komando Satuan Tugas Trisula. Dengan bantuan sejumlah helikopter dan pesawat tempur dari Kopasgat AURI, sisa-sisa PKI yang mencoba bangkit, dalam waktu singkat berhasil ditumpas.    

Editor : Solichan Arif

Follow Berita iNews Blitar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut