get app
inews
Aa Read Next : Gus Iqdam di Depan Jamaah ST Beberkan Sosok Prabowo: Saya Suka Gayanya

Literasi Digital di Ponpes Makassar, Ajarkan Masyarakat Santri Lebih Toleran dan Bertanggung Jawab

Senin, 14 Agustus 2023 | 17:04 WIB
header img
Literasi Digital di Ponpes Makassar, Ajarkan masyarakat santri toleran dan bertanggung jawab. (foto/ist)

MAKASSAR, iNewsBlitar - Literasi merupakan ketrampilan wajib yang harus dimiliki generasi penerus di era global dan modern. Mengacu World Economic Forum 2015, literasi meliputi sains, digital, finansial, budaya dan kewarganegaraan, baca dan tulis, numerasi, dan sains.

 

Begitulah yang terungkap dalam acara sosialisasi literasi digital di Pondok Pesantren An Nahdlah Makassar. Sosialisasi literasi digital diikuti 1.200-an peserta, yakni terdiri dari pengurus pondok pesantren An Nahdlah Makassar, santri, serta alumni santri.

 

Sosialisasi mengambil tajuk Menguatkan Toleransi dan Kebangsaan di Ruang Digital. Rizal Syarifuddin selaku pemateri mengatakan, ada 4 tingkatan literasi, yakni kemampuan mengumpulkan sumber bahan bacaan.

 

“Kemudian kemampuan memahami apa yang tersirat dari yang tersurat, kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan baru, teori baru dan kreatifitas serta inovasi baru,” ungkap Rizal Syarifuddin di depan peserta sosialisasi.

 

Lantas apa yang dibutuhkan pelaku literasi digital? Yang pertama digital skill. Disusul berikutnya digital safety, digital ethics atau etika digital dan digital culture atau budaya digital. Keempatnya disebut pilar literasi digital.

 

Dalam konteks pendidikan guru dan murid, keempat pilar literasi digital dapat terbentuk bila pendidik memiliki kompetensi dan sekolah memiliki infrastruktur. “Serta adanya pengawasan dan dorongan dari orang tua,” tambahnya.  

 

KH Afifuddin Harisah yang juga sebagai pemateri sosialisasi mengatakan, literasi digital sangat penting bagi santri untuk menjadi pengguna tekhnologi cerdas dan bertanggung jawab.  

 

Dengan mengembangkan literasi digital, santri dapat memanfaatkan teknologi secara bijaksana, memahami risiko, serta meningkatkan kesadaran akan keamanan online. “Mari bersama-sama menjadi pengguna digital yang cerdas dan positif di era digital ini,” katanya.

Lebih jauh diungkapkan bagaimana meletakkan literasi digital dalam konteks moderasi beragama. Dalam literasi digital, penekanan modernisasi beragama adalah pada pentingnya mengedepankan persaudaraan, dialog, dan kerjasama antara pemeluk agama yang berbeda.

 

Hal penting dalam modernisasi beragama adalah kemampuan membangun hubungan yang harmonis dan saling menghormati antara komunitas agama yang berbeda. Ini membantu masyarakat memperkuat persatuan, mengurangi konflik, dan menciptakan lingkungan yang inklusif bagi semua orang, tanpa memandang agama atau keyakinan mereka.

 

“Ini melibatkan sikap terbuka untuk mendengarkan, memahami, dan menghargai pandangan orang lain, tanpa menyalahkan atau memaksakan keyakinan kita sendiri kepada orang lain,” terang Kiai Afifuddin.

 

Sosialisasi literasi digital berlangsung meriah. Sejumlah pertanyaan terlontar dari peserta saat sesi tanya jawab. Acara sosialisasi literasi digital ini terselenggara atas prakarsa Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (RMI NU PBNU)

 

Sebagai pemateri ketiga, Rijal Djamal berbicara tentang literasi digital lebih spesifik. Ia menyinggung tentang komunikasi elektronik (seperti laman untuk jejaring sosial dan mikroblog), yakni di mana para penggunanya membuat komunitas online untuk saling berbagi informasi, ide, pesan pribadi dan konten lainnya, berinteraksi tanpa batas ruang dan waktu.

 

Ia juga menyinggung digital native sebagai salah satu cluster pengguna literasi digital. Digital native yang lahir dan berkembang di era digital (era di mana produk digital banyak digunakan).

 

“Anak-anak yang lahir dan berkembang di masa kini akan lebih memahami istilah dan penggunaan produk digital,” katanya.

 

Dalam acara sosialisasi digital tersebut para pemateri juga memberikan tips praktis kepada para peserta. Yakni bagaimana memverifikasi informasi, perlindungan privasi, dan etika penggunaan media sosial.

 

Disampaikan juga bagaimana cara menghindari penyebaran berita palsu dan tindakan cyberbullying.

 

Editor : Solichan Arif

Follow Berita iNews Blitar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut