PONTIANAK,iNewsBlitar - Verifikasi Informasi dalam partisipasi dan keterlibatan publik dalam menyongsong budaya literasi menjadi tema sosialisasi literasi digital di Pondok Pesantren Darussalam Pontianak.
Mengapa verifikasi informasi begitu penting?, yakni terutama dalam partisipasi publik. KH Warisi Dahlan MAP selaku pengasuh ponpes mengatakan di dalam verifikasi informasi terdapat proses mengumpulkan bukti dan fakta.
“Keberadaan bukti dan fakta untuk memvalidasi kebenaran informasi sebelum diterima sebagai kenyataan atau dibagikan kepada orang lain,” ujarnya di depan para peserta sosialisasi literasi digital.
Sosialisasi diikuti sebanyak 1.300-an peserta. Mereka terdiri dari pengurus ponpes, ustadz dan santri. Disampaikan sejumlah manfaat dari verifikasi informasi sebelum dishare ke publik.
Verifikasi mampu mencegah penyebaran informasi palsu, termasuk mampu menggagalkan penyebaran konten yang dapat merugikan masyarakat. Kemudian juga berfungsi untuk meningkatkan diskusi yang berkualitas sekaligus menghindari terjadinya manipulasi opini.
“Dengan memiliki ketrampilan verifikasi informasi masyarakat akan lebih tahan terhadap upaya-upaya manipulatif”.
Dr KH Syarif lebih banyak berbicara soal peran aktif pesantren dalam memanfaatkan digitalisasi. Menurutnya peran aktif pesantren dalam memanfaatkan digitalisasi menjadi hal yang krusial.
Yakni terutama dalam menghadapi perubahan jaman dan memastikan perkembangan yang berkelanjutan. “Dengan munculnya era digital tantangan baru muncul dalam menggabungkan nilai-nilai tradisional dengan teknologi modern,” ujarnya.
Dengan digitalisasi sistem pembelajaran di pesantren akan lebih interaktif. Materi pelajaran dapat disajikan berbagai bentuk, yakni dalam bentuk video, gambar dan animasi yang menarik perhatian generasi muda.
Digitalisasi juga memudahkan mengakses ke sumber belajar. Pondok pesantren dapat mengintegrasikan e-book, jurnal ilmiah, dan bahan pelajaran digital lainnya yang membantu pemahaman dan pembelajaran.
Keuntungan digitalisasi lainnya adalah kolaborasi dan pertukaran informasi antara pesantren bisa berlangsung lebih efisien. “Ini membuka peluang untuk saling belajar dan berbagi praktik terbaik dalam pengelolaan dan pembelajaran,” terangnya.
Digitalisasi juga bisa membuat pengeloaan administrasi lebih efisien. Yakni terkait dengan kehadiran santri, jadwal pelajaran dan catatan akademik dengan lebih teratur dan akurat.
Dengan digitalisasi pesantren dapat memanfaatkan media sosial dan situs web untuk kepentingan rekrutmen santri dan promosi program pesantren, yakni termasuk di dalamnya mempromosikan program unggulan.
Sosialisasi literasi digital berlangsung lancar. Para peserta berkesempatan melakukan tanya jawab langsung dengan pembicara. Selain Dr. Syarif, sosialisasi juga menghadirkan Ruslan, S.Ag dan M Nurdin, S.Pd.
Dalam sosialisasi literasi digital juga disinggung soal tantangan menghadapi digitalisasi. Bersama manfaat yang diperoleh dari digitalisasi, pondok pesantren juga dihadapkan pada sejumlah tantangan.
“Di antaranya memastikan kesesuaian antara nilai-nilai agama dan tekhnologi dan menjaga kualitas pendidikan dalam konteks digital. “Kemudian juga untuk mengatasi kesenjangan akses tekhnologi di berbagai wilayah,” pungkasnya.
Editor : Solichan Arif