Ini sinyal yang berbahaya. Masih beruntung pemenang Pilkada Kota Blitar tahun 2019 adalah PDIP yang berafiliasi pada ajaran Bung Karno. Mengingat tanggal 1 Juni merupakan peristiwa mengenang kesejarahan Pancasila versi Bung Karno. Jika, pemenang Pilkada kelak adalah lawan politik PDIP, sangat mungkin UGP bakal dihapus. Alasannya bisa saja, dianggap tidak sejalan dengan syariat agama.
Atmosfir di tubuh Pemkot Blitar saat ini sedang terbelah menyikapi UGP. Ada dua kubu, yaitu kubu pro sendratari vs kubu pro TUM. Inilah potret menggelikan di tengah persiapan peringatan Hari Pancasila tahun 2022.
Getir rasanya, mengenang acara Haul BK yang hebat itu, kini telah pudar kumandangnya. Pak Islan yang menjadi Ketua DPRD Kota Blitar lalu legislator di DPRD Prop Jatim, tidak lagi bisa menangani Haul BK seperti dia laksanakan dulu. Acara itu telah diambil-alih oleh Pemkot Blitar, dan ujungnya bernasib tragis. Naga-naganya, UGP pun tidak butuh seniman lagi, karena pelaksanaanya pun telah diambil-alih oleh Pemkot Blitar.
Pak Islan memang patut marah. Karena kita pandai melupakan sejarah.
Blitar, 24 April 2022
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait