MEDAN, iNewsBlitar – Keluarga manusia yang dikerangkeng di kompleks rumah Bupati Langkat Terbit Rencana Perangin-angin angkat bicara. Menurut pihak keluarga, orang-orang yang dikerangkeng memang sengaja diserahkan kepada Bupati Langkat untuk direhabilitasi narkoba. ”Anak saya yang dikerangkeng. Itu karena permohonan kami,” kata Bariah Pinem, ibu salah satu orang yang dikerangkeng kepada iNews TV, Rabu (25/1/2022).
Seperti diberitakan, rumah megah milik Bupati Langkat Nonaktif Terbit Rencana Perangin-angin dilengkapi kerangkeng atau sel penjara. Di dalam kerangkeng, ada 40 orang yang dikerangkeng pada saat KPK menangkap Terbit Rencana. Diduga 40 orang tersebut dipekerjakan tanpa digaji di kebun sawit. Bariah, pihak keluarga salah satu orang yang dikerangkeng membantah. “Anak saya terjerat narkoba. Karena itu kami memohon anak saya dibina di rumah Bapak Bupati Langkat,” kata Bariah.
Menurut Bariah, pihak keluarga sudah resah dengan kondisi anaknya yang terkena narkoba. Karena itu diserahkan kepada Bupati Langkat untuk dibina. Dia tidak dikerangkeng tapi ditempatkan di suatu tempat. ”Di sana dia dibina rohaninya. Dibina kondisi fisiknya agar tidak terjerat narkoba lagi, Bukan dikerangkeng pak,” kata Bariah yang didampingi puluhan ibu-ibu.
Kenapa harus dibina di rumah pak Bupati? Menurut Bariah, banyak yang sudah sembuh dari narkoba. Tidak dipungut biaya di sana. Bahkan untuk makanannya juga diperhatikan. ”Sebelumnya ada 60 orang di sana. Sekarang sudah kosong,” kata Bariah. iNews Blitar
Bariah menjelaskan bahwa tidak ada yang disuruh bekerja tanpa digaji. Anak saya disuruh menyapu di kebun sawit. Bekerja di sawit itu untuk olahraga agar lepas dari narkoba. ”Saya sangat beruntung dibantu. Hoaks itu kalau disebut perbudakan,” kata Bariah. iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait