BLITAR,iNewsBlitar - Wajah buruk stadion Gelora Penataran Kabupaten Blitar Jawa Timur mengusik perhatian warga yang melintas di wilayah Kecamatan Nglegok Kabupaten Blitar.
Kasak-kusuk pun mengembang liar. Stadion yang kerap disebut-sebut sebagai kebanggaan masyarakat Kabupaten Blitar itu, tidak lebih dari gedung besar buruk rupa yang mangkrak.
Kondisinya tidak terawat. Tembok stadion terlihat kasar dengan sejumlah sudut bangunan yang tidak sempurna. Misalnya, adanya besi cakar ayam yang tidak dirapikan. Kemudian ruangan loket penjualan tiket yang jauh dari kesan bagus.
Warna cat stadion juga kusam, jauh dari sebutan membanggakan. Padahal pembangunan stadion yang dimulai sejak tahun 2011 lalu itu, menyedot anggaran dari pemerintah pusat dan daerah yang tidak kecil.
Pemandangan wajah buruk stadion Gelora Penataran bahkan sampai memunculkan olo-olok. Siapapun yang menjadi Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Kadispora) Kabupaten Blitar, stadion tetap saja buruk rupa.
“Kondisi stadion gelora Penataran memprihatinkan. Tidak terawat sekaligus tidak layak disebut membanggakan,” tutur Hani salah seorang warga Blitar pesimis.
Dari data yang dihimpun, pembangunan stadion Gelora Penataran Blitar berlangsung mulai tahun 2011. Untuk pembangunan itu, Kementerian Pemuda dan Olah Raga mengucurkan bantuan anggaran Rp 3 miliar (APBN).
Pemkab Blitar sendiri menyiapkan dana sharing sebesar Rp 300 juta. Dana Rp 3,3 miliar diketahui dipakai untuk membangun tribun stadion, mengingat bangunan yang ada bertaraf nasional.
Stadion Gelora Penataran yang berdiri di atas lahan 4,9 hektar itu diproyeksikan ke depannya memiliki daya tampung hingga 20 ribu penonton.
Pada tahun yang sama (2011), pembangunan stadion kembali dikucuri dana bantuan dari pusat sebesar Rp 10 miliar. Sesuai rencana awal (2011), pembangunan Gelora Penataran Blitar akan diplot anggaran sebesar Rp 25 miliar.
Dalam perjalanannya, Gelora Penataran Blitar secara umum terlihat tidak terawat. Selain bangunan utama, kondisi taman di depan stadion yang disebut kebanggaan warga itu, juga buruk rupa.
Tidak terlihat keelokan apapun selain bangunan serupa pot yang beberapa bagiannya telah rengkah. Kondisi lampu taman juga semrawut. Menurut Hani, kondisi stadion yang buruk rupa itu menjadi pekerjaan rumah (PR) bagi Kadispora.
Siapapun Kadispora yang menjabat, kata dia harus mampu membuktikan diri mengubah buruk rupa stadion menjadi kebanggaan warga. “Ini menjadi tantangan bagi Kadispora Blitar, dan pertanyaannya, apakah bisa?,” paparnya.
Seperti diketahui, posisi Kadispora Kabupaten Blitar dijabat oleh Anindya Putra Robertus. Anin begitu biasa disapa diketahui sebelumnya menjabat Camat Garum.
Sejak dilantik pada September 2023 lalu, belum terlihat konsep kerja Anin, yakni khususnya dalam memajukan dunia pemuda dan olah raga di Kabupaten Blitar, termasuk di antaranya mengubah wajah buruk stadion Gelora Penataran.
Editor : Solichan Arif