Dalam sejarahnya, pada tahun 1928 Kotapraja Blitar pernah berubah status menjadi kota karsidenan dengan nama Residensi Blitar.
Namun entah kenapa, berdasarkan Stbld nomor 497 tahun 1928, kemudian kembali ditetapkan sebagai Gemeente Blitar. Selain Gemeente Blitar, beberapa Gemeente di wilayah Jawa Timur juga mengusung semboyan daerahnya.
Seperti Malang memakai semboyan Nominor Sursum Moveor yang berarti Malang Namaku Maju Tujuanku. Kotapraja Malang memakai lambang singa dan mahkota. Dwi Cahyono dalam buku Malang, Telusuri dengan Hati menyebut semboyan dan lambang pada masa kolonial Belanda itu, dalam perjalanannya kemudian diganti.
“Tanggal 10 April 1964 dengan keputusan DPRD no 7/DPRDGR sesanti Kota Madya Malang diganti menjadi Malang Kuca Icwara, atau lazim dibaca dalam kalimat lengkap Malangkuceswara (Tuhan Menghancurkan Yang Bathil),” tulis Dwi Cahyono. Kotapraja Madiun mengusung semboyan Montes Prosperitatem Vident, yang artinya Gunung-gunung menjadi saksi akan kemakmurannya.
Kota Batavia (Jakarta) memakai motto Dispereet Niet. Semboyan berbahasa Belanda itu berarti pantang menyerah atau jangan putus asa.
Kemudian Gemeente Bandung, Jawa Barat menggunakan motto berbahasa latin Ex Undis Sol atau jika diBelandakan Uit de Golven de Zon. Artinya Mentari Muncul di Atas Gelombang.
Editor : Edi Purwanto