Kebiasaan Pangeran Diponegoro menuju Manado, Merokok dan Minum Anggur dengan Orang-Orang Eropa

Avirista Midaada, iNews.id
Ilustrasi Pangeran Diponegoro.

SURABAYA, iNewsBlitar.id - Pangeran Diponegoro dikenal sebagai sosok pejuang yang memiliki karakter keislaman yang kuat. Pemimpin Perang Jawa ini bahkan kerap disebut ulama dengan berbagai karomah dan kesaktian yang mengiringinya.  Tetapi sebagai manusia biasa Pangeran Diponegoro konon memiliki kesukaan, kebiasaan, dan hobi semasa hidupnya. Kesukaan dan hobi beliau yang utama ada dua yakni berkebun dan memelihara burung, khususnya perkutut dan kakatua. 

Bahkan di pengasingannya, dia menghabiskan banyak waktu di antara burung-burung kakatua. Hal ini dikisahkan pada buku 'Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855' tulisan Peter Carey. Selain dua hobi itu ternyata sang pangeran kerap kali bermain catur dan mengunyah sirih.  Kebiasaan mengunyah sirih ini dilakukan Diponegoro setiap hari. Sehari-hari dia terus menerus mengunyah sirih, sehingga dia dapat menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mengunyah seracikan kapur, daun sirih, dan pinang.

Diponegoro juga merupakan perokok. Rokok yang biasanya dia hisap yakni sigaret tebal yang dilintingnya sendiri dengan tangan. Sejenis cerutu yang terbuat dari tembakau lokal, yang dibungkus dengan daun jati. Kesukaan Pangeran Diponegoro yang tentu cukup unik yakni kebiasaannya yakni minum anggur bersama orang-orang Eropa. Merek paling favoritnya yakni Constatia, anggur putih manis dari Tanjung Harapan, yang pernah menjadi pilihan raja-raja dan kaisar, seperi Napoleon. 

Tapi Diponegoro tak pernah menjadikan meminum anggur sebagai kebiasaan yang berlebihan. Diponegoro mempunyai tafsir sendiri soal larangan minum anggur putih manis dalam Islam, dan berpendapat bahwa meminum anggur putih yang diberikan orang Eropa tidak bertentangan dengan Alquran. Mengingat orang Eropa meminum anggur putih yang manis itu sebagai obat penawar bila mereka mabuk anggur merah.  Untuk makanan kesukaan Diponegoro, dia memiliki selera yang selektif.

Selama satu minggu, yang ia habiskan di kediaman Residen Semarang, di tengah perjalanan menuju Batavia, Diponegoro menyukai roti putih yang dipanggang setiap hari di dapur Keresidenan Bojong. Dia juga terbiasa dengan menu kentang Belanda yang menurut bahasa pelesetan punakawannya, Joyosuroto (roto) kentang sabrang, atau kentang pengasingan, yang dimakan dengan sambal dan keripik singkong.  Kebiasaan ini pernah dilakukan Diponegoro dalam makan sehari-harinya selama perjalanan laut ke Batavia, pada 5-8 April 1830, Manado 3 Mei-12 Juni 1830, dan Makassar pada 20 Juni-11 Juli 1833. iNews Blitar
 

Editor : Edi Purwanto

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network