Harlah NU ke-96 di Labuan Bajo, Gus Yahya Cerita Kebaikan Manusia Maritim

Arif
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Foto:MNC Media)

JAKARTA, iNewsBlitar - Peringatan Hari Lahir NU ke-96 berlangsung secara daring di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT)  

 

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya berbicara soal ciri orang yang hidup dalam kepulauan maritim.

 

Gus Yahya menyebut ada tiga ciri, yakni berbaik sangka kepada tuhan, manusia dan persaudaraan kemanusiaan.

 

Menurut Gus Yahya karakter yang dimiliki masyarakat Indonesia itu dapat menjadi modal kekuatan dalam menyongsong peradaban di masa yang akan datang.

 

“Tapi dengan karakter maritim ini insya Allah kita punya modal untuk mengarungi perjuangan itu," kata Gus Yahya dalam harlah NU ke 96 di Labuan Bajo, NTT yang disiarkan secara daring, Sabtu (5/2/2022).

 

Gus Yahya mengurai ketiga ciri orang yang hidup dalam kepulauan maritim. Ciri pertama, Gus Yahya menyebut orang maritim senantiasa berbaik sangka kepada Tuhan.

 

Misalnya, saat nelayan yang berani pergi ke tengah lautan menempuh segala macam kekuatan alam yang tidak diketahuinya.

 

“Para nelayan pergi ke tengah laut kalau sudah di sana mana barat, utara tidak tahu apa yang kita hadapi. Tapi orang laut berani karena berbaik sangka terhadap Tuhan,”  terang Gus Yahya.

 

“Apalagi ditengah dunia yang penuh dengan ketidakpastian tidak ada modal yang penting selain berbaik sangka kepada Tuhan,”  tambahnya.

 

Ciri kedua adalah berbaik sangka kepada manusia. Menurutnya, orang maritim bersedia berbagi dengan siapa saja di tengah kejahatan manusia, tetap berbaik sangka bahwa manusia mempunyai nurani, akal sehat dan naluri.

 

"Karena peradaban yang kita cita-citakan untuk seluruh manusia sehingga tidak ada pilihan lain selain berbaik sangka kepada manusia. Kita kemudian tidak pilih-pilih dalam bekerjasama dan berbagi,” katanya.

 

Terakhir berbaik sangka terhadap persaudaraan kemanusiaan. Gus Yahya menyampaikan sejak Muktamar NU tahun 1984, NU telah menyatakan komitmennya untuk berkhidmat bagi semua. Di mana bukan hanya berkhidmat pada NU dan Indonesia, tapi juga seluruh kemanusiaan di dunia.

 

“Kewajiban untuk berpegang teguh bukan hanya pada prinsip ukhuwah islamiyah tapi juga ukhuwah wathaniyah atau persaudaraan antara saudara sebangsa dan ukhuwah basyariyah di antara sesama,” pungkasnya.

Editor : Solichan Arif

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network