JAKARTA, iNewsBlitar - Perhimpunan Dokter Ahli Emergensi Indonesia (Perdamsi) mengakui masih kekurangan jumlah tenaga dokter ahli emergensi. Di Indonesia saat ini, tercatat hanya ada 69 orang dokter ahli emergensi yang juga sekaligus sebagai anggota Perdamsi.
Masalah kurang tenaga ahli itu kendati demikian tidak mematahkan semangat para dokter ahli emergensi yang ada. Mereka terus bersemangat mengabdikan tenaga dan pikirannya untuk kesehatan masyarakat. Dan selama dua hari, yakni 23-24 Juli 2022, pengurus baru Perdamsi periode 2022-2025 telah dikukuhkan.
Pengukuhan bersama Kolegium Kedokteran Emergensi Indonesia (KKEI) itu berlangsung di hotel Grand Cemara Jakarta Pusat. Pengukuhan itu sekaligus melantik dr. Bobi Prabowo, Sp.Em, KEC, M.Biomed sebagai Ketua Perdamsi dan dr. Suryanto Eko Agung Nugroho, Sp.Em, KDM sebagai ketua KKEI.
Menurut Bobi, pengukuhan Perdamsi dan KKEI ini merupakan yang kedua kalinya. “Yang pertama berlangsung pada tahun 2016 lalu,” ujar Bobi kepada wartawan.
Bobi juga menyinggung soal jumlah dokter ahli emergensi yang jumlahnya relatif sedikit. Ia tidak menyangkal jika jumlah yang ada masih jauh dari yang dibutuhkan. Sebagai solusi, Bobi mengajak seluruh dokter spesialis emergensi untuk senantiasa saling bersinergi dan berkolaborasi. Semua itu demi tercapainya layanan kesehatan secara maksimal.
“Semua ini tentu harus ada dukungan dari berbagai pihak,” katanya. Seperti diketahui, acara pelantikan Perdamsi dan KKEI yang berlangsung lancar itu juga dihadiri sejumlah petinggi kedokteran di Indonesia. Diantaranya perwakilan dari PB IDI Pusat, yakni Sekertaris Jenderal dr. Ulul Albab, Sp. OG dan Dr. Asturi Putri, MARS.
Editor : Solichan Arif
Artikel Terkait