JAKARTA, iNewsBlitar.id - Sungai Bengawan Solo menyimpan sejumlah misteri. Ada beberapa tempat dikeramatkan yang konon ada di sungai yang mengalir di 17 kabupaten dan kota dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Konon salah satu lokasi yang dikeramatkan dari Sungai Bengawan Solo berada di utara Ngawi, yang dinamakan Kerek. Dinamakan demikian karena apabila ada perahu datang konon dikerek atau dituntun.
Menariknya di daerah Kerek ada kedung yang dianggap keramat. Kedung itu sebagaimana dikutip dari "Bunga Rampai Sejarah Bojonegoro" yang ditulis R Soeparmo bernama Maya. Banyak perahu yang konon mendapat kesulitan karena berada di tikungan dan arus airnya cukup deras. Konon, di dalam kedung ada seorang putri yang tenggelam bernama Dewi Maya. Dia merupakan putri dari salah satu pejabat setempat bernama Ki Ageng Kuwung di masa Kerajaan Pajang.
Pada suatu hari sang penguasa wilayah itu tengah berjalan-jalan di Kuwung yang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo. Tiba-tiba ia mengetahui ada seorang anak yang terseret arus dan tersangkut di sebuah pepohonan. Dia lantas segera memberi pertolongan. Anak itu lantas diangkat menjadi anak dan diberi nama Djaka Sangsang, yang notabene merupakan anak dari seorang janda di Jambe yang sangat cantik.
Singkat cerita, Djaka Sangsang bertemu dengan Dewi Maya yang merupakan anak kandung dari Djaka Sangsang. Tetapi pernikahan ini konon membuat sang ayah Djaka Sangsang merasa malu karena anak kandungnya menikah dengan anak angkatnya yang ditemukan di Sungai Bengawan Solo. Ki Ageng Kuwung akhirnya mencari cara agar anaknya bisa berpisah dengan Djaka Sangsang. Djaka lantas diminta untuk menyampaikan surat kepada Kerajaan Pajang di ibu kota kerajaan.
Isi suratnya agar Djaka Sangsang bisa dijadikan abdi selamanya, sang anak tiri itu lantas tak menolak lalu berangkat menyampaikan surat ke Pajang. Djaka Sangsang lantas diterima menjadi abdi atau pembantu oleh karena Djaka juga memiliki wajah yang cakap membuat putri Pajang pun jatuh cinta padanya. Akhirnya sang putri Pajang itu pun kawin dengan Djaka Sangsang.
Di sisi lain, Dewi Maya istri Djaka Sangsang yang tinggal di Desa Kuwung telah menunggu begitu lama sang suami, namun tak kunjung pulang. Istrinya lantas berupaya menjemput suaminya di Pajang, akan tetapi saat menyeberang Sungai Bengawan Solo inilah Dewi Maya hanyut dan hilang di Kedung. Sejak saat itulah kedung itu dinamakan Kedung Maya. Djaka Sangsang yang berada di Pajang agak lama teringat memeninggalkan istrinya di Desa Kuwung. Ia lantas meminta untuk berkunjung untuk datang ke Desa Kuwung sebentar. Permintaan itu disetujui oleh putri Pajang tadi.
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait