Bisa diisi dengan pidato-pidato tentang nasionalisme para Presiden Kita. Mulai Presiden Soekarno, Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, Megawati Soekarnoputri, pak SBY, dan Pak Jokowi. Acara utama yang dibuka pukul 19.00 WIB dimulai pembacaan teks proklamasi, yang membaca saya. Suaranya diteruskan melalui pengeras milik Dishub yang terpasang di penjuru kota. Kemudian doa bersama dan menikmati nasi tumpeng bersama-sama. "Paham semua ya?," tanyaku kembali. Pak Wakil yang sudah mengerti tabiatku mantuk-mantuk. Tiba-tiba Sekkota Blitar mengacungkan tangan, pendanaannya dari mana Pak Wali? Aku jawab sekenanya, "Masa Wali Kota yang memikirkan. Yang mikir seharusnya kamu dan kepala dinas. Masa acara sekecil ini saja enggak bisa. Kita kan punya banyak sumber dana, coba cari dana CSR, RT Keren itu juga bisa. Saya pikir setiap keluarga di Blitar mampu untuk membuat nasi takir atau nasi tumpeng," begitu ya Pak Sekkota.
Ketua pelaksananya pak Sekkota di bawah pembinaan pak Wakil Wali Kota. "Saya bagian supervisi kegiatan. Kalau perlu kita undang Pak Jokowi pada acara Grebeg Proklamasi, " tutupku tepat 15 menit berpidato. Merdeka, assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh. "Pak, pak bangun. Waktunya salat subuh", istriku memegang tanganku yang mengepal ke atas seperti orang memekikkan kata Merdeka. Aku terperanjat. Tanganku yang mengepal ke atas dipegang istriku. Nyapo kok mbengok (berteriak) Merdeka? "Heheh aku tas ngimpi dadi wali kota Blitar," kataku menggerutu sebelum ambil air wudhu. (Catatan Redaksi iNews Blitar)
Editor : Edi Purwanto