BLITAR, iNewsBlitar – Bambang Rianto atau Bambang Kawit dan Bayu Setyo Kuncoro merupakan salah satu kontestan pasangan cawali dan cawawali di Pilkada Kota Blitar 2024.
Pada Rabu malam ini (30/10/2024) KPU Kota Blitar akan menggelar debat publik pasangan calon yang kedua.
Pasangan Bambang-Bayu diketahui diusung koalisi PDI Perjuangan (PDIP), Partai Gerindra, PPP dan Golkar. Sebuah komposisi politik yang ideal untuk memimpin Kota Blitar ke depan.
Bambang Kawit merupakan warga Kota Blitar asli, yang lahir dan tumbuh besar di Kota Blitar. Bukan mereka yang tiba-tiba datang dan berambisi ingin menguasai Kota Blitar.
Bambang tercatat pernah menjadi anggota DPRD Kota Blitar (2009-2014) sebelum kemudian menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Timur (2014-2019).
Bambang juga pernah menjadi Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Jawa Timur pada tahun 2016.
Begitupun dengan Bayu Setyo Kuncoro, juga asli putra daerah Kota Blitar. Bayu sebelumnya juga merupakan anggota DPRD Kota Blitar dan pada Pileg 2024 terpilih kembali, namun harus mundur lantaran aturan Pilkada.
Perjalanan politik Bayu di PDIP berangkat dari bawah, yakni mulai dari simpatisan, kemudian pengurus ranting wilayah Kelurahan Gedog hingga menjabat Sekertaris DPC PDIP Kota Blitar.
Salah satu galah atau mentor politik yang membuat Bayu melenting tinggi adalah mantan Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar dan juga Ketua DPC PDIP Kota Blitar.
Dalam sebuah wawancara, Bayu mengungkapkan hal itu secara terbuka. Bahwa perjalanan politiknya tidak lepas dari peran dan jasa besar Samanhudi Anwar.
Bayu juga menegaskan dirinya adalah sosok yang terlatih dalam memegang komitmen dan balas budi. “Saya tahu dengan komitmen dan balas budi kepada siapapun yang pernah berjasa. Saya tidak akan pernah lupa,” tuturnya.
Sejak resmi jadi kontestan di Pilkada Kota Blitar, nama Bambang maupun Bayu tidak berhenti diperbincangkan sebagian besar warga Kota Blitar, terutama di tingkat akar rumput (Grassroot).
Secara eksplisit dan implisit, warga Kota Blitar menginginkan Kota Blitar dipimpin oleh putra daerah asli, yang lahir dan tumbuh besar di Kota Blitar.
Hal itu yang membuat pasangan Bambang-Bayu begitu lebih disukai berbagai kalangan, mulai kelompok generasi milenial, Gen Z, kelompok usia dewasa, termasuk komunitas nasionalis dan religius.
Di sebuah percakapan di simpul-simpul massa di Kota Blitar, mereka menyatakan lebih menyukai Bambang-Bayu dan berharap besar terpilih di Pilkada 2024.
Berikut alasan warga Kota Blitar lebih menyukai paslon Bambang-Bayu.
Ramah, Santun dan Egaliter
Sosok Cawali Bambang Kawit santun dan kalem dalam berkomunikasi dengan siapa saja. Ia juga terkenal ramah, tidak membeda-bedakan.
Begitu juga dengan Cawawali Bayu Setyo Kuncoro, yang selain santun dan ramah, juga lebih terbuka. Tidak sedikitpun terlihat gestur angkuh, pongah, arogan maupun jumawa dari keduanya.
Kesantunan dan kekaleman itu juga terlihat saat paslon Bambang-Bayu melakukan debat publik pertama melawan pasangan Ibin-Elim Tyu Samba.
Paslon Bambang-Bayu terlihat lebih kalem dan teduh, tidak terpancing oleh gaya komunikasi yang menggebu-gebu dan provokatif dari rival politiknya.
Asli Kota Blitar
Faktor kedaerahan ternyata juga menjadi alasan paslon Bambang-Bayu lebih disukai. Bambang terbukti lahir dan tumbuh besar di Kota Blitar. Demikian halnya Bayu Setyo Kuncoro, asli putra Kota Blitar.
Bukan hanya dianggap lebih memahami masyarakat Kota Blitar. Sebagai warga asli Kota Blitar, paslon Bambang-Bayu akan memiliki rasa kepedulian yang lebih tinggi terhadap Kota Blitar.
Hal itu yang membedakan dengan rival politiknya. Cawali Ibin atau Syauqul Muhibbin diketahui merupakan warga Kabupaten Blitar.
Selama 15 tahun bekerja di Jakarta sebagai staf KPU RI, Ibin tiba-tiba pulang dan menyatakan maju sebagai Cawali Blitar. Begitu juga dengan Elim Tyu Samba, pasangannya.
Meski lahir di Kota Blitar, Elim lebih banyak berkiprah di luar Kota Blitar. Keinginan memimpin Kota Blitar yang tiba-tiba dianggap sebagai sesuatu yang tidak lazim.
Visi Misi Membumi
Paslon Bambang-Bayu memiliki program dan visi misi yang dianggap lebih membumi dan rasional. Salah satunya adalah melanjutkan sekaligus meningkatkan alokasi anggaran program RT Keren secara proporsional.
Kemudian meningkatkan program pendidikan dan kesehatan gratis, termasuk program satu rumah satu sarjana sebagai upaya meningkatkan sumberdaya manusia di Kota Blitar.
Ini berbeda dengan janji politik yang hendak menjadikan Kota Blitar sebagai kota industri, tanpa melihat mempertimbagkan aspek luas wilayah yang dimiliki Kota Blitar.
Visi Misi dan program yang lebih membumi dan rasional ini menjadikan paslon Bambang-Bayu lebih disukai ketimbang rival politiknya yang menawarkan program yang melangit, mengawang-awang.
“Kami tidak ingin warga Kota Blitar dibodohi oleh program-program yang tidak realistis, yang hanya untuk kepentingan politik sesaaat,” kata Cawali Bambang.
Nasionalis Religius
Nasionalis religius juga menjadi faktor masyarakat Kota Blitar lebih menyukai Paslon Bambang-Bayu ketimbang paslon lainnya.
Hal itu mengingat Kota Blitar merupakan dapur nasionalisme, di mana terdapat makam Proklamator Soekarno sebagai ikon utama, namun tidak sedikit adanya pondok pesantren.
Koalisi besar PDIP, Partai Gerindra, PPP dan Golkar selaku pengusung paslon Bambang-Bayu adalah manifestasi kombinasi warna sosial politik nasionalis religius.
Selain itu, dengan koalisi besar yang berada di legislatif, akan memudahkan pemerintahan Bambang-Bayu di Kota Blitar merealisasikan seluruh program yang ada di dalam visi misi.
Editor : Solichan Arif