get app
inews
Aa Read Next : Wapres Iran Puji PT PNM Indonesia Sampai Duduk Menemani Nasabah Peserta Pelatihan Membatik

Laksamana Iran: Bila Waktunya Tiba, Kami Akan Bombardir Amerika Serikat

Selasa, 11 Januari 2022 | 12:47 WIB
header img
Laksamana Ali Fadavi

TEHERAN - Iran benar-benar menyiapkan kekuatan militernya untuk menyerang Amerika Serikat (AS). Bila waktunya tiba, dunia akan menyaksikan penarikan pasukan Amerika dari timur tengah. Wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), Laksamana Ali Fadavi, bersumpah bahwa Iran akan menyerang Amerika Serikat (AS) dan Israel dengan kekuatan besar bila waktunya sudah tiba. 

“Kami tidak memiliki keraguan sedikit pun bahwa pada waktu yang tepat, ketika kami menyerang Amerika—Setan Besar—dan pengikut Zionisnya, kami akan menyerang mereka dengan kekuatan besar," katanya, yang diterjemahkan Middle East Media Research Institute (MEMRI), Senin (10/1/2022). "Seperti yang Imam Khamenei terkenal katakan dulu, ketika Zionis menghibur beberapa ilusi...dia berkata, 'Jika mereka mengambil langkah terkecil [melawan kami], kami akan mengubah Haifa dan Tel Aviv menjadi debu'," lanjut kata Fadavi, menirukan kutipan Khamenei.

Petinggi IRGC Iran ini juga kembali mengumbar retorika pelenyapan rezim Zionis Israel. "Jika Zionis melakukan sesuatu yang bodoh dan mengambil langkah melawan kami...kami akan melihat ini sebagai tanda bahwa Allah memutuskan kami harus diserang sehingga kami bisa membalas. Ini berarti pemusnahan Zionis,” imbuh dia. “Ini adalah fakta bahwa Zionis akan pergi jauh lebih cepat daripada kerangka waktu yang ditentukan oleh Pemimpin [Khamenei]. Segera kita akan menyaksikan pemusnahan Amerika dan dominasi mereka atas dunia, dan khususnya atas wilayah ini. Segera kita akan melihat mereka meninggalkan wilayah ini. Ini pasti akan terjadi,” kata Fadavi.

Iran dan negara-negara kekuatan dunia, termasuk AS, sedang melakukan perundingan di Wina untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran 2015 yang dikenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Iran menuntut pencabutan sanksi sebagai syarat terikat kembali ke JCPOA. Sedangkan AS telah mengancam akan mengambil opsi "Rencana B" jika perundingan nuklir tersebut gagal. sindonews
 

Editor : Edi Purwanto

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut