"Di usianya yang masih 15 tahun, Soekarno itu pembaca ulung, makannya kalau menulis itu runtun. Dia bertemu banyak orang yang usianya jauh di atasnya. Yang paling keren, pertama kali Soekarno mengenal Islam itu di rumah HOS Tjokroaminoto," katanya.
Di usianya yang menginjak ke 20 tahun, Soekarno remaja baru mengenal yang namanya cinta. Kala itu ia menyatakan cintanya kepada Utari, anak pertama HOS Tjokroaminoto. Saat itu, waktu sore hari menyatakan cintanya di atas Jembatan Peneleh, sembari menghadap ke selatan. Kemudian pada usia ke 21 tahun, Soekarno mendapat kesempatan untuk mengenyam pendidikan di Bandung. Selang satu tahun kemudian, Soekarno mendengar kabar bahwa istri Tjokroaminoto wafat pada tahun 1921.
Setelah menerima telegram dari Surabaya, dia pun memutuskan untuk cuti selama tujuh bulan. Saat itu Tjokroaminoto merasa tiada harapan lagi, tanpa istrinya, tokoh politik itu akhirnya sempat ling lung. Karena Tjokroaminoto sudah tidak lagi punya penghasilan dari hasil usaha istrinya. Pada saat Soekarno tinggal di Surabaya itu pula, ia melangsungkan pernikahan.
Bukan hanya menikah dengan Utari, ketika dia cuti kuliah selama tujuh bulan, akan tetapi ia juga sempat bekerja sebagai pegawai tidak tetap di Stasiun Semut (Surabaya Kota) untuk membantu keuangan Tjokroaminoto sekaligus menghidupi biaya sehari-harinya bersama sang istri. "Jadi ini yang nggak banyak diungkap pertama kali Sukarno menikah di Surabaya, tentu ia bekerja susah payah di Stasiun Semut. Itu ada catatannya juga di sebuah buku di Jepang, ditulis bahwa Bung Karno bekerja sebagai outsourcing," katanya.iNewsBlitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait