BILA berkunjung ke kompleks makam Bung Karno di Kota Blitar, Anda akan disuguhi Perpustakaan Bung Karno yang berdiri megah, dan desainnya menyatu dengan kompleks Makam Bung Karno. Siapa arsiteknya? Dia adalah Baskoro Tedjo, arsitek kelas dunia jebolan Institut Teknologi Bandung (ITB). Berikut profil Baskoro Tedjo dengan segudang prestasi baik di Indonesia maupun di mancanegara.
Salah satu desain yang dimenangkan adalah Perpustakaan Bung Karno. Foto:blitarkota.go.id
Kesuksesan Baskoro ternyata tak ia dapatkan begitu saja. Sebab, di waktu muda ia gemar mengaku pada masa mudanya ia suka berkelibat dengan seni dengan memainkan peran pada penampilan drama maupun melantunkan lagu. Tanpa disangka, kedua hal itu mengantarkannya ke sebuah paralel, penyampaian pesan dari seorang jurnalis dengan cara tersurat dan dari seorang seniman dengan cara tersirat.
“Seorang arsitek selain menceritakan ide melalui desain fisik bangunan, juga menuliskan ide lewat laporan desain bangunan,” kata Baskoro dikutip dari laman resmi UGM, Rabu (27/4/2022). Setelah itu, ia mengawali karier dengan menjadi pengajar di ITB dan kemudian melanjutkan pendidikan di The City University of New York di bidang Environment and Behaviour.
Ternyata, perkuliahan yang ia jalani di Amerika ini berbeda dengan yang selama ini ia tempuh di ITB. Menurutnya, studi kali ini mengajarkan pendekatan yang spesifik dalam melakukan suatu proses desain. Setelah meraih gelar Master of Science dan kembali ke Tanah Air dan diangkat sebagai dosen di Program Studi Arsitektur ITB. Keajaiban pun datang di tahun 1994, ia dan seorang pelukis serta pematung tersohor Indonesia Sunaryo bekerja sama untuk mendesain Selasar Sunaryo Art Space (SSAS).
Proyek yang selesai dibangun pada tahun 1998 ini berhasil meraih penghargaan IAI Awards 2002. Hal ini pun menjadi titik balik dari karier Baskoro sebagai seorang arsitek. “Proyek saya yang pertama kali. Selasar Sunaryo mengubah jalan karier saya,” tuturnya.
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait