Kisah Kereta Amfibi, Saksi Bisu Kepemimpinan Bupati Kediri hingga Berjuluk Kanjeng Manado

Miko Agung
Kereta Amfibi milik Bupati Kediri. Foto: Miko Agung

KEDIRI, InewsBlitar.id - Kawasan Kediri memiliki banyak jejak sejarah, yang jarang diceritakan di sekolah. Salah satunya di Desa Kandat, Kecamatan Kandat, Kabupaten Kediri, Jawa Timur tepatnya di Jl Glinding. Di sana, kita akan disuguhi kereta antik peninggalan Bupati Kediri Djojohadiningrat tahun 1900. Kereta antik tersebut hingga kini masih terjaga keutuhannya.

Kereta bupati berupa perahu yang terbuat dari kayu jati ini menyimpan sejarah. Salah satunya ketika Bupati Kediri ditangkap Belanda dan diasingkan ke Manado-Sulawesi Utara karena dianggap makar. Hingga akhirnya bupati diasingkan ke Manado sampai akhir hayatnya. Perjuangan Bupati Kediri itu mendapat julukan “Kanjeng Manado”.

“Sayangnya, kereta pusaka itu hanya dirawat di desa setempat dan belum mendapat intervensi dari pemerintah. Dan kereta peninggalan bupati yang sapaan akrab Mbah Gleyor itu ditinggalkan di sebuah bangunan joglo terbuka dengan pagar besi yang dibangun. oleh keturunannya. Penggantinya adalah Pak Haji Imam Muhadi, mantan Bupati Blitar,” kata Imam Mubarok, Ketua Dewan Kesenian dan Kebudayaan Kabupaten Kediri.

Hampir 100 tahun sejak dibuat, kereta yang terbuat dari kayu jati yang memiliki panjang kurang lebih 7 meter dan 2 meter ini berbentuk amfibi (bisa menjadi kereta dan bisa menjadi perahu) dianggap masih utuh.  Tahan lama dan kuat.

Editor : Edi Purwanto

Halaman Selanjutnya
Halaman : 1 2 3

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network