JAKARTA, iNewsBlitar- Meta, sebuah perusahaan yang dulunya bernama Fecebook tersebut harus terbentur dengan regulasi yang berlaku di Eropa. Sindonews melansir, Eropa tidak mengijinkan Meta untuk mentransfer, menyimpan, dan memproses data warga Eropa diserver Amerika Serikat.
Terkait aturan Eropa tersebut, Meta sempat melontarkan ancaman bakal menutup akses Facebook dan Instagram di Eropa.
Sejumlah pejabat Eropa merespon hal tersebut dengan santai. Bahkan, ancaman tersebut direspon positif oleh para pemimpin negara-negara Eropa.
Menteri Ekonomi dan Iklim Jerman, Robert Habeck menanggapi ringan soal ancaman perusahaan Mark Zuckerberg tersebut. "Setelah saya diretas, saya hidup tanpa Facebook dan Twitter selama empat tahun dan merasa hidup ini fantastis," kata Habeck.
Tanggapan yang sama keluar dari Menteri Keuangan Prancis, Bruno Le Maire. "Saya dapat mengonfirmasi bahwa hidup akan sangat baik tanpa Facebook dan kita akan hidup dengan sangat nyaman tanpa Facebook," ujar Le Maire.
Sebelumnya, dalam laporan tahunan kepada sebuah badan pemerintah AS, Meta mengatakan bahwa perusahaan "mungkin" harus berhenti menawarkan "produk dan layanan paling signifikan" (Facebook dan Instagram) jika regulasi tidak diubah sesuai permintaan.
Sementara, Meta mengklaim jika berbagi data antar negara dan wilayah sangat penting untuk menyediakan layanannya, tetapi Pengadilan Eropa telah mencegahnya sejak Juli 2020.
Keputusan pengadilan tersebut, sebagian besar untuk melindungi pengguna di seluruh Eropa agar data mereka tidak dibagikan atau dijual tanpa sepengetahuan mereka.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait