BLITAR, iNewsBlitar – Musim hujan diprediksi bakal mewarnai pelaksaan Pemilu 2024 yang berlangsung di bulan Februari. Mengantisipasi terjadinya bencana alam, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Blitar, Jawa Timur mulai melakukan pemetaan kawasan bencana.
Ancaman bencana alam, yakni terutama banjir dan longsor dikhawatirkan akan menganggu kelancaran pemilihan legislatif (pileg) maupun pemilihan presiden atau pilres di Kabupaten Blitar.
“Pemetaan rawan bencana alam pemilu 2024 tengah kita lakukan,” ujar Ketua Bawaslu Kabupaten Blitar Abdul Hakam Solahudin kepada wartawan.
Wilayah Kabupaten Blitar terdiri dari 22 kecamatan, 220 desa dan 28 kelurahan. Pada pemilu tahun 2019, jumlah daftar pemilih tetap (DPT) di Kabupaten Blitar sebanyak 964.044, dengan 4.753 tempat pemungutan suara (TPS).
Setiap musim hujan datang, ada sejumlah wilayah di Kabupaten Blitar yang menjadi langganan bencana, yakni utamanya banjir. Misalnya di wilayah Kecamatan Sutojayan.
Setiap hujan deras lebih dari 2 jam, air sungai meluap disusul banjir bandang yang menerjang jalan, permukiman warga, hingga persawahan. Begitu juga di beberapa wilayah Blitar selatan. Hujan deras kerap mendatangkan bencana tanah longsor.
“Wilayah Sutojayan salah satu yang masuk daerah rawan bencana alam,” terang Hakam.
Gangguan bencana alam dikhawatirkan membuat proses pemungutan suara menjadi tidak lancar. Selain itu juga akan mempengaruhi angka golput, yakni pemilih enggan mendatangi tempat pemungutan suara (TPS).
Karenanya, dalam pemetaan kerawanan bencana, kata Hakam pihaknya lebih terfokus pada pembentukan TPS. Bawaslu akan memastikan lokasi TPS berada jauh dari titik rawan bencana.
“Langkah yang diambil sebagai antisipasi sejak dini, yakni menempatkan TPS di kawasan yang betul-betul aman dari bencana alam,” pungkasnya.
Editor : Solichan Arif
Artikel Terkait