BLITAR-iNewsBlitar, Pesulap Merah (Marcel Radhival) mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati pimpinan Gus Samsudin Jadap di Desa Rejowinagun, Kecamatan Kademangan, Kabupaten Blitar, Rabu (20/07/2022) lalu. Ia datang untuk membuktikan bahwa pengobatan yang dilakukan oleh pimpinan Padepokan Nur Dzat Sejati menggunakan trik sulap.
Pesulap merah mendapatkan hadangan dari orang-orang padepokan hingga Kepala Desa Rejowinagun meminta foto KTP Pesulap Merah. Ini dilakukan karena Pesulap Merah diikuti oleh okbum yang menggunakan atribut banser dan Padepokan Nur Dzat Sejati juga dijaga beberapa orang yang menggunakan atribut Banser.
Lalu apa saja potensi Desa Rejowinangun, sehingga desa ini disebut desa UMKM. Sedikitnya ada 112 usaha yang terdaftar di Desa Rejowinagun. Bahkan 40 persen warga Desa Rejowinagun bekerja sebagai produsen makanan ringan dan makanan berat.
Janang dan Wajik Produk Hasil UMKM Desa Rejowinangun (dok Desa for iNewsBlitar)
Kepala Desa Rejowinagun, Bhagas Wigasto mengatakan, ada beberapa produk yang dihasilkan desanya. Produk ini diantaranya jenang, geti, madu mongso, krupuk, wajik ketan, wajik kletik, opak gambir, criping pisang, tahu, hinga sambel pecel.
Usaha ini menjadi pemopang ekonomi warga Desa Rejowinangun, karena desa ini hampir tidak memiliki lahan pertanian, terkecuali tanah bengkok milik desa. Karena minimnya lahan pertanian inilah, membuat warga Desa Rejowinangun harus kreatif salah satunya dengan membuat industri sekala kecil.
Produk ini tidak hanya dipasarkan di daerah Blitar, namun hingga luar pulau. Menjelang Hari Raya Idul Fitri biasanya jumlah pesanan jajanan akan meningkat.
Madu Mongso Produk UMKM Desa Rejowinangun (dok Desa for iNewsBlitar)
Saat musim pengatin seperti bulan lalu, jenang ketan menjadi primadona dan laris manis karena menjadi kue wajib saat ada hajatan di Jawa, khususnya warga Blitar. Tidak hanya itu, biasanya banyak warga yang datang untuk membeli oleh-oleh setelah bersiwata ke Kampung Cokelat ataupun ke Pantai Tambak Rejo.
Jalur yang menghubungkan Desa Rejowinangun dengan Kampung Cokelat menguntungkan dari segi stategis perdagangan. Apalagi desa ini juga dikenal sebagai desa wisata UMKM.
“Wisatawan biasanya akan datang ke desa ini baik anak-anak hingga prang dewasa untuk belajar mengolah jenang, geti, bahkan wajik,” ungkap Bhagas.
Roti Garut Produk UMKM Desa Rejowinangun (dok Desa for iNewsBlitar)
Ia menegaskan, tidak akan memintai KTP orang yang datang ke desanya, kecuali ada potensi kericuhan seperti kejadian antara Pesulap Merah dengan Penghuni Padepokan Nur Dzat Sejati.
Kini padepokan ini sudah ditutup hingga ada kesepakatan antara warga dan Gus Samsudin Jadab.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait