BLITAR, iNewsBlitar.id - Siapa yang belum pernah mendengar nama Eyang Jugo, tokoh religius yang dimakamkan di kaki gunung kawi. Tiap tahun makam Eyang Jugo dikunjungi oleh ribuan orang dari berbagai pelosok negeri. Mungkin sedikit yang tahu bahwa tokoh ini semasa hidupnya tinggal di sebuah desa pinggiran sungai Brantas. Tepatnya Desa Jugo, Kecamatan Kesamben Kabupaten Blitar.
Mulai Kamis (16/6/2022) rangkaian peringatan Haul Eyang Jugo dimulai. Ribuan masyarakat antusias untuk melihat dan menyaksikan acara demi acara. Dimulai dengan acara dzikir akbar lalu dilanjutkan dengan khotmil Qur'an, tahlil akbar, dan pengajian akbar pada Jumat (17/06/2022). Sedikitnya 18 Pusaka milik Eyang Jugo dikirab pada Sabtu (18/6/2022) dimulai dari makam Eyang Tundhonegoro menuju Padepokan Eyang Jugo. Dilanjutkan pagelaran wayang kulit pada malamnya.
Juru kunci Padepokan Eyang Jugo, Arip Yulianto Wicaksono menyampaikan acara ini digelar rutin setiap tahun bertujuan untuk menjaga budaya dan tradisi nusantara. "Kami melibatkan seluruh warga Desa Jugo untuk berpartisipasi aktif dalam acara ini," ujar juru kunci berusia 45 tahun ini.
Masyarakat mengenal acara ini dengan sebutan Senin Pahingan, karena memang acara ini digelar setiap bulan Selo (Dzulqa'dah) dihari Senin Pahing.
Ditempat terpisah, Kepala Desa Jugo Kholid Adnan menyatakan Pemerintah Desa mendukung penuh kegiatan tersebut dengan turut ambil bagian dalam kepanitiaan kegiatan tersebut.
Puncak acara akan digelar pada Minggu (19/6/2022) dengan acara panyekaran agung, tahlil akbar dan ditutup dengan pagelaran wayang kulit semalam suntuk dengan dalang Ki Sigit Ariyanto dari Rembang Jawa Tengah. iNewsBlitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait