Sekali ada seorang wartawan goblok yang menulis, bahwa nama awal dirinya adalah Ahmad. Sungguh menggelikan. Nama Bung Karno hanya Soekarno, Sukarno saja. Memang dalam masyarakatnya tidak luar biasa untuk memakai satu nama saja. Waktu di sekolah tanda-tanganku diejak Soekarno— menurut ejaan Belanda. Setelah Indonesia merdeka aku memerintahkan supaja segala ejaan “OE" kembali ke “U".
Ejaan dari perkataan Soekarno sekarang menjadi Sukarno. Akan tetapi, tidak mudah untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Jadi kalau Bung Karno sendiri menulis tanda-tangannya, dia masih menulis S-O-E. Memang Bung Karno penyakitan waktu kecil.
Dan sekalipun umpamanya tidak ada penyakit yang diderita oleh bayi Kusno alias Karno, beban untuk memberi makan dua orang anak masih terlalu berat bagi bapak. Seringkali harus bergantung kepada kebaikan dan keramahan dari tetangga.
Keluarga Munandar, tetangganya menempati rumah yang serangkai dengan Bung Karno. Menurut cara Jawa yang sebenarnya, kalau keluarga Bung Karno tidak punya beras, dia makan punya mereka. Kalau tidak ada pakaian, dia pakai mereka punya.
Kisah ini dilansir dari Buku Penyambung Lidah Rakyat, karya Cindy Adams
Editor : Edi Purwanto