BLITAR, iNewsBlitar – Saya pertama kali bertatap muka langsung dengan Haji Beky di sebuah rumah warga di wilayah Kecamatan Udanawu Kabupaten Blitar.
Siang itu awal bulan September 2024. Bulan yang selalu dikaitkan dengan Blitar pada masa silam, khususnya Blitar Selatan yang sampai kini sebagian warganya masih mengeluhkan kondisi jalan.
Sosok Haji Beky berperawakan sedang. Tidak kurus dan juga tidak gemuk. Tidak tinggi dan juga tidak pendek. Cukupan. Penampilannya sederhana.
Mengenakan kemeja lengan panjang dipadu celana blue jeans, arloji sport pada tangan kiri, bersepatu kasual, serta menyangklong sling bag.
Yang mencuri perhatian adalah model rambutnya, berjambul dan berwarna biru.
Pada Pilkada Kabupaten Blitar 2024 ini jambul biru jadi personal brandnya, yang itu banyak ditemukan di berbagai platform media sosial.
“Tas yang dicangklong itu kira-kira isinya apa ya?,” gumamku tiba-tiba yang entah mengapa mendadak merasa penasaran. Kabarnya, sling bag itu tak pernah tertinggal kemanapun Haji Beky pergi.
“Paling ya duit, apalagi coba?,” seloroh seorang teman yang cukup dekat dengan circle Haji Beky, sembari ketawa.
Jawaban paling masuk akal. Ya, apa lagi kalau bukan uang, dan kalaupun ada yang lain tentu juga benda-benda berharga. Semua tahu, Beky Herdihansah adalah pengusaha tajir.
Pada usia yang masih relatif muda, kekayaan laki-laki kelahiran Tawangrejo Kecamatan Wonodadi Blitar itu begitu melimpah. Saking tajirnya, sejumlah media menjulukinya Crazy Rich Blitar Raya.
Nilai aset tanah dan bangunannya sebesar Rp 26 miliar dan tersebar di 49 titik: Kota Blitar, Kabupaten Blitar, Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Magetan dan Kota Malang.
Apa lagi? Aset bergerak, mobil dan motor mewah, surat-surat berharga serta kas dan setara kas.
Menurut catatan LHKPN KPK tahun 2024, total kekayaan Haji Beky mencapai Rp 85 miliar lebih. “Iya, kemungkinan besar ya duit, selain dompet berisi KTP, SIM dan credit card,” sahutku mengiyakan soal isi sling bag.
Turun dari mobil Honda CRV yang terbranding tagline “Berdaya dan Berjaya Untuk Semua”, sejumlah orang menyambutnya. Tampak politisi PAN, Moh Ansori turun dari kendaraan yang sama.
Terlihat Nurhadi, Ketua Partai Nasdem Kabupaten Blitar. Politisi asal Blitar yang berulangkali terpilih sebagai anggota DPR RI, begitu juga pada Pileg 2024 ini.
Siang itu kurang lebih 200-an warga, termasuk tokoh masyarakat dan ulama, menanti kedatangan Haji Beky. Terlihat juga sesepuh perguruan silat Kabupaten Blitar.
Ya, semua tahu, politik adalah hal baru bagi Haji Beky. Namun ia tidak terlihat canggung. Rileks. Uniknya, sebagian besar warga ketika dikenalkan oleh pembawa acara, berseru sudah kenal.
“Mohon maaf kalau sudah menunggu lama,” tutur Haji Beky kalem, membuka pembicaraan.
Haji Beky bercerita panjang lebar alasan dirinya bersedia maju di Pilkada Kabupaten Blitar 2024, diusung koalisi PDIP, PAN dan Nasdem mendampingi Calon Bupati Rijanto.
Ia mengungkapkan kenapa harus repot-repot dan merepotkan diri dengan urusan politik yang dinamikanya rumit dan seringkali tidak tertebak.
“Ini yang sepertinya perlu diketahui nggih,” katanya.
Yang pertama adalah faktor Gus Iqdam yang secara implisit telah memintanya. Kabupaten Blitar harus dipimpin oleh seseorang yang sudah selesai dengan dirinya, terutama urusan ekonomi dan beragam turunannya.
Pemimpin yang sudah selesai akan fokus pada kesejahteraan umat, masyarakat, membuat kehidupan lebih maju, lebih baik. Kalimat singkatnya membuat berdaya dan berjaya untuk semua.
Agus Muhammad Iqdam Kholid atau Gus Iqdam adalah mubaligh kondang, dzuriyah Ponpes Mambaul Hikam, Mantenan Udanawu, yang juga guru Haji Beky di majelis Sabilu Taubah (ST).
Sebagai santri, kata Haji Beky yang bisa dilakukan hanya tawadu, mengikuti apa yang menjadi dawuh kiai. “Sudah jadi adabnya, santri manut kiai, gus atau guru,” ungkapnya.
Yang kedua, ia ingin mengabdikan diri untuk masyarakat Kabupaten Blitar. Memang sepintas terdengar klise, tapi memang begitulah adanya.
Mengambil peran, menjadi bagian sejarah mengantarkan Kabupaten Blitar lebih baik dengan kehidupan masyarakat lebih berdaya dan berjaya, adalah cita-citanya.
Hal itu sekaligus menjawab pertanyaan yang banyak muncul, apa yang sedang dicari Haji Beky? Harta sudah melimpah, keluarga bahagia sejahtera, apa saja mudah diraih.
“Saya hanya ingin mengabdikan diri untuk masyarakat Kabupaten Blitar,” katanya.
Seperti diketahui, banyak warga yang mengetahui seperti apa rekam jejak Haji Beky, terutama yang bertempat tinggal di wilayah Kecamatan Wonodadi, Srengat dan Udanawu.
Jauh sebelum terjun ke pusaran politik, pengusaha tajir ini sudah dikenal sebagai sosok yang dermawan, terutama kepada mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi.
Kegiatan sosial yang berlangsung di setiap jelang hari raya Idul Fitri itu sudah berjalan bertahun-tahun dan terus berjalan hingga kini. Ia ingin apa yang sudah dilakukan itu, bisa semakin meluas.
“Bukankah sebaik-baik manusia itu yang bermanfaat bagi sesama?. Kalau soal harta benda, Insyallah dari usaha yang saya miliki sudah cukup. Jadi saya tidak perlu repot-repot lagi,” tuturnya.
Yang tidak banyak diketahui, di balik nama besarnya sebagai pengusaha tajir bergelimang harta, gaya komunikasi Haji Beky begitu egaliter, sejajar dengan siapa saja tanpa sekat dan jarak.
Ia juga terlihat natural sebagai sosok dermawan yang jenaka, humoris. Spontanitasnya original, terbuka, blak-blakan, tidak dibuat-buat. Tidak ada jaim-jaiman.
Saya menangkap pemandangan itu. Seperti yang terlihat siang terik itu. Agar suasana tetap menyala penuh semangat, Haji Beky tiba-tiba membuat kuis tebak-tebakan.
Ia mengajukan pertanyaan ringan menggelitik, dan memberi imbalan bagi siapa saja yang mampu menjawab. Ratusan warga yang hadir terlihat gayeng menikmati.
Sebelum meninggalkan tempat untuk berlanjut ke Desa Kerjen Srengat dan Kanigoro, Haji Beky menutup pembicaraan dengan memohon doa restu.
“Estu kulo niki sami kaleh panjenengan sedaya. Tanpa doa pangestu panjenengan, kulo mboten sinten-sinten. Namung pingin ngelayani panjenengan sedanten,” pungkasnya.
Editor : Solichan Arif