BLITAR, iNewsBlitar – Kemenag Kabupaten Blitar memberikan santunan kepada keluarga M Keisa Anwar Alfairus (13), siswa MTs Al Mahmud Bacem Ponggok yang tewas usai dilempar kayu berpaku.
Kemenag juga menyatakan berbela sungkawa termasuk meminta maaf atas musibah yang terjadi. Sebab Yayasan Al Mahmud Bacem Ponggok bagaimanapun di bawah pembinaan kemenag.
“Saya atas nama segenap jajaran Kantor Kemenag Kabupaten Blitar menyampaikan bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah yang terjadi,” ujar Kepala Kantor Kemenag Kabupaten Blitar Baharuddin Minggu (29/9/2024).
Keisa Anwar diketahui meninggal dunia setelah terkena lemparan kayu berpaku yang diduga dilakukan oleh seorang guru atau ustadz MTs Al Mahmud.
Insiden yang berakibat pendarahan otak korban itu terjadi Minggu 15 September 2024. Informasi yang dihimpun, kayu berpaku yang menewaskan Keisa Anwar dilempar dari lantai dua gedung sekolah.
Seorang guru atau ustadz yang diduga sebagai pelaku pelemparan, kabarnya merasa jengkel lantaran melihat sejumlah siswa tidak segera menjalankan salat dhuha.
Baharuddin datang melayat ke rumah keluarga korban di Desa Dadaplangu, Kecamatan Ponggok. Terlihat Plt Kasi Pendidikan Madrasah M Syaikul Munib serta sejumlah staf Kantor Kemenag Kabupaten Blitar.
Rombongan Kemenag Kabupaten Blitar ditemui oleh nenek korban, Parti, dan Rikky Susanto, paman korban.
“Kami selaku pembina lembaga pendidikan madrasah juga menyampaikan permintaan maaf bahwa musibah ini terjadi di institusi pendidikan yang berada di bawah binaan Kantor Kemenag Kabupaten Blitar,” tambahnya.
Baharuddin mengatakan insiden yang terjadi itu akan dijadikan cambuk bagi lembaga untuk lebih keras memberikan pemahaman kepada pengelola lembaga pendidikan di bawah Kemenag.
Bahwa lingkungan pendidikan harus ramah anak dan bebas dari tindakan kekerasan.
“Padahal kami tidak henti-hentinya menyosialisasikan pendidikan ramah anak sesuai dengan tujuan pendidikan madrasah untuk membentuk karakter iman, takwa, dan akhlaqul karimah,” pungkasnya.
Dalam kesempatan itu Baharuddin juga mengatakan pihaknya juga memberikan santunan uang kepada keluarga korban sekedar untuk membantu biaya selamatan.
“Semoga pihak keluarga bersabar menghadapi kedukaan atas kehilangan anggota keluarga tercinta yang tentu sangat berat ini,” ujarnya.
Hal senada disampaikan Syaikhul Munib yang mengatakan pihaknya segera membentuk tim untuk mengumpulkan fakta-fakta di lapangan terkait apa yang sebenarnya terjadi.
Tim, kata Munib, juga berusaha memastikan bahwa pihak Yayasan Al Mahmud menangani insiden itu dengan baik termasuk bagaimana memberikan perlakuan kepada keluarga korban.
“Kami juga mendorong Yayasan untuk memberikan sanksi kepada ustadz terduga pelaku,” pungkasnya.
Editor : Solichan Arif