get app
inews
Aa Read Next : Kisah Reaksi Soeharto saat Diminta Tak Maju lagi sebagai Presiden di Pemilu 1988

Jitunya Ramalan Soeharto Tentang Indonesia 29 Tahun Lalu

Kamis, 04 Januari 2024 | 19:19 WIB
header img
Jitunya Ramalan Soeharto Tentang Indonesia 29 Tahun Lalu. (foto/ist)

JAKARTA, iNewsBlitar - Soeharto menjadi Presiden Indonesia menggantikan Bung Karno atau Soekarno. Soeharto memerintah Indonesia selama 32 tahun, yakni berkuasa paling lama.

Saat pemerintahan Soeharto, perekonomian Indonesia dapat dibilang baik, dapat dibuktikan dengan swasembada pangan dan kurs dolar yang terjaga.

Pada masa pemerintahan Soeharto, ia pun sangat menggaung-gaungkan untuk mencintai produk dalam negeri.

Dengan membeli produk-produk dalam negeri dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia dan memperluas lapangan pekerjaan.

"Menghadapi globalisasi yang sekarang kita akan melakukan liberalisasi daripada barang-barang bebas," ucapnya seperti dikutip Okezone dari Youtube @President Files, Kamis (4/1/2024).

"Untuk negara berkembang, Tahun 2020, berarti 25 Tahun lagi, berarti anak-anak remaja sekarang, mungkin anak-anak pelajar sekarang, anak-anak pelajar harus disiapkan benar-benar untuk mencintai tanah air, untuk mencintai produk dalam negeri," sambungnya.

Soeharto sangat mewanti-wanti agar Indonesia siap dalam menghadapi globalisasi, ia bahkan mengatakan soal kondisi Indonesia andai tidak siap dalam menghadapi globalisasi nantinya.

"Kalau nanti kemudian hari dalam menghadapi persaingan dengan bangsa lain kita masih kurang baik, kurang sempurna, untuk menghadapi banjirnya daripada barang-barang itu maka hanya dengan mencintai tanah air,” tegasnya.

Soeharto terus mengingatkan khususnya para remaja agar dapat menjaga kelangsungan hidup Indonesia.

“Para remaja tahun 2020 dapat menjadi benteng pertahanan daripada kelangsungan hidup negara dan bangsa. Dan nanti para pemuda kesemsem dengan produk yang murah, bagus tapi dari luar negeri, hancur daripada bangsa kita,” tuturnya.

Ia mengatakan dampak itu semua nanti barang lokal tak ada yang beli, pabrik akhirnya tutup sampai PHK sehingga rakyat kesulitan bertahan hidup.

“Kita harus meningkatkan daya saing kita yang tinggi, tapi andaikata tidak, senjatanya adalah mulai sekarang nasionalisme, mencintai tanah air dan mencintai produk dalam negeri,” tegasnya.

Keadaan yang ditakutkan Soeharto pun dapat kita rasakan beberapa tahun terakhir hingga hari ini. Masyarakat Indonesia terlebih remaja lebih memilih untuk berbelanja produk impor daripada produk dalam negeri.

Editor : Solichan Arif

Follow Berita iNews Blitar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut