get app
inews
Aa Read Next : Kisah Gerakan 30 September 1965, NU Pertama Kali Sebut PKI sebagai Dalang

Tepat 12 Tahun Haul Gus Dur, Gus Yahya Tegaskan NU Tidak Berpolitik Praktis

Kamis, 30 Desember 2021 | 13:48 WIB
header img
Katib Aam PBNU KH Yahya Cholil Staquf.(Foto:MPI)

JAKARTA, Inews.id -  Pada hari ini, 30 Desember 2021 merupakan tepat 12 tahun wafatnya Presiden RI Ke-4 Gus Dur atau KH Abdurrahman Wahid. Gus Dur wafat pada 30 Desember 2009. Di hari yang setiap tahun diperingati sebagai haul Gus Dur, Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026 KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan NU mengambil jarak dengan politik praktis.

Gus Yahya yang dalam perhelatan Muktamar NU ke -34 di Lampung mengusung visi misi “Menghidupkan Gus Dur”,  menyebutkan tiga dasar NU dilarang terlibat politik praktis sesuai Khittah 1926. Yakni Muktamar NU ke-26 di Semarang tahun 1979, Muktamar NU ke-27 tahun 1984 di Situbondo dan disempurnakan di Muktamar NU ke-28 tahun 1989 di Yogyakarta.

“Kita harus mengacu lagi ke sana karena yang menjadi keputusan-keputusan Mukmatar itu menurut posisinya dari NU di tengah pergulatan kebangsaan,”  ucap Gus Yahya di Kantor PBNU seperti dilansir dari MNC Portal Kamis (30/12/2021). Gus Yahya mengatakan, NU sebelumnya sempat menjadi partai politik pada 1945-1971. Namun sekarang NU kembali menjadi perkumpulan yang mengambil jarak dari politik praktis. NU, tegas Gus Yahya tidak menjadi pihak dalam kompetisi perpolitikan di Indonesia.

“Kita ingin memposisikan NU sungguh-sungguh sebagai penyangga keutuhan bangsa. Bukan hanya ikut-ikutan bertempur melawan kelompok lain, tapi kita ingin supaya NU ini menjadi jembatan terhadap hal yang terhambat komunikasinya, itu posisi NU,” kata Gus Yahya. Gus Yahya menambahkan, NU memiliki konsen yang sangat dalam terhadap tren meningkatnya eksploitasi identitas baik itu etnik atau agama, sebab hal itu kini dijadikan bahan politik.

Menurut Gus Yahya kedua hal ini sangat berbahaya dan dapat menimbulkan perpecahan serta polarisasi di tengah masyarakat. Sebagai Ketum baru PBNU ia ingin melakukan upaya untuk menyembuhkan luka-luka polarisasi yang sudah terlanjur terjadi. Kemudian juga bersungguh-sungguh mengkampanyekan untuk berhenti melakukan politik identitas.

“Kita juga harus bersungguh-sungguh mengkampanyekan. Kita ajak semua stakeholder dan masyarakat mari berhenti melakukan strategi politik identitas,” ujar dia. Seperti diketahui, Gus Yahya belum lama ditetapkan sebagai Ketua Umum PBNU masa khidmat 2021-2026. Gus Yahya berdampingan dengan KH Miftachul Ahyar yang terpilih sebagai Rais Aam. Dalam Muktamar NU ke-34 di Lampung lalu, dukungan suara Gus Yahya mengalahkan Kiai Said Aqil Siradj.        

Editor : Robby Ridwan

Follow Berita iNews Blitar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut