BLITAR, iNewsBlitar.id - Semua orang pasti membutuhkan asupan vitamin dan suplemen makanan. Anda bisa membelinya dengan mudah di apotik terdekat. Bahkan, pada kondisi pandemi Covid-19 tingkat daya beli masyarakat untuk vitamin dan suplemen makanan mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Kondisi pandemi Covid-19 ini juga memiliki dampak positif. Sebab pola pikir masyarakat menjadi sedikit berubah menuju ke arah yang lebih baik yakni membuat masyarakat yang sebelumnya tidak mengonsumsi vitamin dan suplemen kesehatan menjadi meminumnya.
Dengan meningkatnya daya beli masyarakat terhadap vitamin dan suplemen makanan membuat produsen-produsen produk kesehatan, termasuk vitamin dan suplemen memiliki tantang tersendiri.
Ketua Perhimpunan Alergi dan Imunologi Indonesia Profesor Dr dr Iris Rengganis Sp.PD-KAI FINASIM mengatakan pentingnya mengonsumsi vitamin di saat pandemi. Salah satunya adalah vitamin D, karena berdasarkan studi terbaru dari jurnal Plos One, vitamin D berperan penting dalam mencegah gejala berat covid-19.
Studi tersebut melibatkan 1.176 pasien covid-19 yang dirawat di rumah sakit pada April 2020 sampai Februari 2021. Selain itu penelitian tersebut juga mengungkapkan tingkat mortalitas pasien covid-19 dengan defisiensi vitamin D berkisar di angka 25,6 persen.
"Sedangkan tingkat mortalitas pada pasien dengan kadar vitamin D yang mencukupi jauh lebih rendah, yaitu 2,3 persen," kata Prof Iris dalam keterangan resminya yang diterima MNC Portal, Sabtu 12 Maret 2022.
Para peneliti juga berhasil menemukan korelasi yang kuat antara vitamin D dan penurunan angka kematian pada kasus virus corona atau covid-19. Penelitian yang dipimpin oleh Northwestern University ini menganalisis data dari sejumlah rumah sakit di China, Prancis, Jerman, Italia, Iran, Korea Selatan, Spanyol, Swiss, Inggris Raya, dan Amerika Serikat.
Begitu juga vitamin E dan omega 3. Kedua nutrisi itu penting membantu mengatasi penyakit arteri koroner. Sesuai penelitian yang diterbitkan oleh US National Library of Medicine, omega 3 dan vitamin E bila dikonsumsi bersamaan dapat menurunkan insulin serum dan resistensi insulin pada orang yang menderita penyakit arteri koroner.
Masyarakat pun diimbau cermat dengan memerhatikan kualitas dari produk kesehatan yang dikonsumsi, yaitu dengan cara berikut ini :
1. Cermati Kemasannya
Kemasan sejatinya berfungsi melindungi produk dari kontaminasi. Obat-obatan atau vitamin dan suplemen yang baik memiliki kualitas kemasan yang baik dan kuat, serta tidak mudah rusak.
2. Cek Komposisinya
Konsumen bisa mencermati komposisi yang biasanya tertera pada label di kemasan. Sebaiknya sebelum memilih suatu produk, konsumen kenali dulu kebutuhan tubuhnya masing-masing. Sehingga, dapat memilih produk dengan komposisi yang paling tepat.
3. Periksa Tanggal Kadaluwarsa
Kemudian dengan cara ini, tentunya bukan hanya penting dilakukan ketika memeriksa kualitas produk obat-obat serta vitamin dan suplemen. Melainkan produk apapun yang akan masuk ke tubuh manusia atau diaplikasikan pada tubuh manusia, seperti makanan, produk perawatan kulit dan kecantikan.
4. Pastikan Kealamian Nahan Bakunya
Produk kesehatan terbaik tentunya adalah yang menggunakan bahan alami dan diproduksi dengan metode yang tidak berisiko mengurangi kadar nutrisi alami dari bahan baku tersebut.
5. Periksa Izin Edar
Indonesia memiliki Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (BPOM), bertugas memastikan produk makanan dan kesehatan atau obat itu asli. Semua produk makanan dan kesehatan harus terdaftar dan memiliki izin edar dari BPOM, tidak terkecuali vitamin dan suplemen.
6. Kenali Perusahaan Produsen dan Telusuri Proses Pembuatannya
Terakhir, penting sekali bagi konsumen untuk memilih produk obat, vitamin, suplemen kesehatan yang asalnya jelas, bukan hanya perusahaannya yang jelas, melainkan juga bahan baku dan proses produksinya.
Dalam hal ini, konsumen bisa mencari tahu kredibilitas perusahaan, proses manufaktur, tanggung jawab perusahan, serta testimoni dari konsumen lainnya. Produsen produk kesehatan yang sangat mementingkan kualitas, tentunya tidak ragu untuk menunjukan proses manufakturnya.
Bahkan kini banyak perusahaan yang sudah membuka akses bagi konsumen untuk secara langsung memeriksa asal dari bahan baku produk yang mereka konsumsi. Fitur yang sering disebut "traceability" itu kini makin marak di pasaran, mengingat konsumen semakin cerdas dan makin memerhatikan kualitas.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait