JAKARTA, iNewsBlitar.id - Demensia diketahui terbagi dua, ada demensia genetik yang menyebabkan timbulnya penyakit Alzheimer dan demensia vascular yang timbul karena mengidap penyakit kronik, contohnya stroke, tekanan darah tinggi, hingga level kolesterol tinggi.
Demensia selama ini identik sebagai penyakit para lanjut usia, yakni orang-orang yang sudah memasuki usia 60 tahun. Padahal gejala demensia yang merupakan gangguan fungsi kognitif berat ini, sekarang mulai banyak dialami oleh orang-orang yang secara umur belum masuk kategori lansia.
Dokter ahli geriatri Prof Dr. dr. Siti Setiati Sp.PD K-Ger, mengatakan resiko demensia ketika memasuki usia lansia bisa diperlambat sedini mungkin, sejak usia produktif. “Contohnya buat demensia vascular, nah yang harus dicegah itu timbulnya penyakit kronik ini. Jangan sampai stroke, gula darah tinggi, dan sebagainya ini yang bisa kita kerjakan dari usia kepala tiga atau empat,” kata Prof. Siti dalam gelaran webinar ICMI, “Perempuan: Sehat dan Cantik Hingga Usia Senja”, Jumat 11 Januari 2022.
Profesor Siti merekomendasikan sejak dini untuk rutin melakukan latihan asah otak. Akan tetapi orang sering salah kaprah, latihan mengasah otak bukan mengulang hal-hal yang lama. Namun harus belajar sesuatu hal baru, yang sebelumnya tidak diketahui.
“Terus asah otak dengan belajar hal baru, contoh buat yang Muslim bisa belajar hapalan ayat-ayat baru suci Al-Qur’an, bisa juga belajar bahasa asing baru. Intinya bukan mengulang sesuatu yang lama, tapi melatih otak belajar hal yang baru, nah ini bisa bantu memperlambat kepikunan,” katanya lagi.
Dia menegaskan, sebelum rutin latihan asah otak, faktor utama ialah memperbaiki gaya hidup dengan dua kunci penting yakni membatasi makanan dan rutin olahraga yang berefek baik bagi sistem pertahanan dan proses penuaan.
“Gaya hidup sehat harus diperjuangkan sedini mungkin. Pertama, makan jangan berlebihan karena we are what we eat. Olahraga 5 kali seminggu, kalau usia 30-40 tahun malah bisa setiap hari, 30 menit sampai satu jam. Atur mindset dan bergaul dengan orang-orang baik,” tutur Prof. Siti
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait