BLITAR, iNewsBlitar.id - Media Australia, ABC News menyebut Pemerintah Indonesia mencatat sebanyak 31 desa di Pulau Sumatera melaporkan kasus lumpy skin pada sapi dan kerbau. Diperlukan tindakan cepat agar penyakit infeksius tersebut tidak menyebar lebih luas.
"Penyakit virus ini menyebabkan luka pada kulit, hewan mengalami demam, kehilangan nafsu makan, penurunan produksi susu, dan dapat menyebabkan kematian pada sapi dan kerbau," tegas laporan ABC News, dikutip MNC Portal, Senin 7 Maret 2022.
Kepala Veteriner Australia dr Mark Schipp cukup mengkhawatirkan masyarakat Indonesia jika kasus ini tidak ditanggapi serius. Sebab, sebentar lagi akan datang bulan Ramadhan di mana konsumsi daging sapi akan meningkat.
"Saat ini baru dilaporkan di satu provinsi, tetap kami berharap sekali penanganan cepat dilakukan, terlebih Ramadhan akan segera dimulai yang mana banyak masyarakat Indonesia mengonsumsi daging sapi di bulan tersebut. Jika diabaikan, penyakit itu akan menyebar dengan cepat ke seluruh pulau di Indonesia," papar dr Schipp.
Australia memberi perhatian pada kasus lumpy skin di Indonesia bukan tanpa alasan. Dokter Schipp menjelaskan bahwa Australia dengan Indonesia itu tidak terlalu jauh jaraknya dan ini bisa menimbulkan risiko pada hewan ternak di negara tersebut.
"Bahkan, berisiko juga untuk negara tetangga lainnya seperti Timor Leste dan Papua Nugini," ungkapnya.
Dokter Schipp sendiri mengaku sudah mengamati kasus ini sejak beberapa tahun terakhir. Para ahli percaya bahwa ketika kasus ini ditemukan dan dalam jumlah yang besar, maka bisa mengancam industri peternakan di Australia.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait