JAKARTA, iNewsBlitar.id – Proyek Kereta Api cepat Jakarta - Bandung diperkirakan akan balik modal 40 tahun setelah beroperasi. Proyek yang dikelola PT. Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) ini akan mempunyai tiga kelas pelayanan, yaitu VIP, first class, dan second class. Lalu berapa harga tiket yang dikenakan untuk bisa menikmati layanan tersebut?
Seperti dilansir okezone, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet memperkirakan tarif yang akan dikenakan berkisar Rp. 150 ribu - Rp. 350 ribu per orang.
"Jadi nanti untuk Kapasitas 1 train ada 601 seat, terdiri dari 3 kelas, VIP, first class, dan second class. Tarif berkisar Sekitar Rp150 ribu – Rp350 ribu sesuai hasil study demand forecast UI," kata Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet dalam rapat RDP dengan Komisi V DPR.
Terkait dengan jangka waktu 40 tahun untuk balik modal, Direktur Utama KCIC Dwiyana Slamet juga menjelaskan, permintaan penumpang nanti ketika kereta cepat beroperasi mencapai 31.215 penumpang per hari dan jika mengikuti feasibility study dimana asumsi balik modal dapat terjadi dalam kurun waktu 20 – 40 tahunan.
"Saat ini perhitungan FS masih belum final, kemarin sempat di angka 40 tahun, namun masih kita coba evaluasi agar kira-kira apakah ada lagi potensi revenue stream lagi atau strategi bisnis yang lain yang bisa membuat BEP (break even point) bisa lebih kecil dari 40 tahun," kata Dwiyana.
Saat ini, progres proyek kereta cepat tersebut sudah mencapai 79,9%. Proyek ini termasuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJN) 2020-2024.
Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri mengatakan, skema pembangunan proyek kereta cepat mendapat revisi sesuai dengan Peraturan Presiden atau Perpres 107 Tahun 2015 menjadi Perpres 93 Tahun 2021.
“Saat ini proyek KCJB telah mencapai 79,90% dan ini PT Kereta Cepat Indonesia China atau KCIC yaitu Kereta Cepat Jakarta-Bandung adalah amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJN) 2020-2024,” kata Zulfikri, dalam sidang bersama komisi V DPR RI secara virtual.
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan dengan adanya kereta cepat Jakarta-Bandung ini dalam jangka panjang akan meningkatkan daya saing Indonesia di mata global.
Kedepan, kereta cepat Jakarta-Bandung ini akan terintegrasi dengan moda transportasi di setiap wilayah termasuk dengan light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT) di DKI Jakarta, sehingga perjalanan dapat ditempuh lebih cepat dan efisien.
Selain itu, kereta cepat Jakarta-Bandung juga menjadi ikon kebanggaan Indonesia karena menjadi yang pertama di kawasan Asia Tenggara, yang secara tidak langsung menjadi magnet bagi investor untuk menanamkan modalnya di Tanah Air.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto
Artikel Terkait