BLITAR, iNewsBlitar - Niswatus Sholikhah, calon anggota legislatif (caleg) Kabupaten Blitar 2024 dari Partai Golkar berbagi pengetahuan tentang mompreuner.
Di depan ibu-ibu muda, Dik Anis begitu biasa disapa, berbagi kiat menjadi ibu rumah tangga yang tidak hanya mengurusi anak, tapi juga mampu menjalankan wirausaha dari rumah. Begitulah the power of emak-emak bekerja.
“Siapa bilang ibu rumah tangga tidak bisa membantu suami? Semua itu bisa dilakukan dari rumah,” tutur Dik Anis yang maju sebagai caleg partai Golkar dari daerah pemilihan 2 (Srengat, Sanankulon dan Nglegok).
Dik Anis dikenal sebagai pengusaha sukses. Usahanya di bidang telepon selular yang ditekuni bersama suaminya, bercabang di mana-mana. Belum lagi usaha travel dan kos-kosan.
Sebagai istri sekaligus ibu dua anak, perempuan kelahiran 11 Maret 1994 itu terbukti bisa mengurus semua bisnisnya dengan baik. “Setiap perempuan memiliki kesempatan sama untuk berdaya dan mandiri dalam bisnis,” tuturnya.
Bisnis atau wirausaha bisa berangkat dari berbagai hal. Bisa dimulai dari hobi atau kesenangan. Kendati demikian, kata Dik Anis, meski bisa memperkuat ekonomi, aktivitas yang dilakukan jangan sampai menganggu kewajiban sebagai istri.
“Kewajiban sebagai istri dan ibu dari anak-anak tetap yang utama,” ungkapnya.
Percakapan Dik Anis dengan para ibu-ibu muda berlangsung gayeng. Para ibu-ibu muda itu datang bersama putra-putrinya. Perbincangan akrab itu juga diwarnai dengan sendau gurau.
Dalam mompreuner, kemampuan membangun jaringan atau networking dan membaca tren pasar adalah poin penting. Kemudian karena saat ini era digital marketing, menurut Dik Anis kemampuan promosi dengan digital marketing juga harus terus diasah.
Berbagai platform media sosial, yakni mulai WAG, facebook, Instagram dan yang lagi populer TikTok bisa dipakai sebagai sarana digital marketing.
“Dan poin lainnya adalah meningkatkan kemampuan marketing dengan memaksimalkan media sosial,” ungkapnya.
Tidak hanya berbicara soal kemandirian usaha. Dik Anis juga berbagi kiat soal tumbuh kembang anak. Kebetulan, anak-anaknya juga masih berusia kecil.
Bagaimana pola pengasuhan yang lebih banyak didampingi orang tua, baginya menjadi hal penting. Dik Anis juga berbicara soal stunting atau gizi buruk. Berdasarkan data, jumlah kasus gizi buruk di Kabupaten Blitar relatif masih tinggi.
Pada tahun 2022, jumlah anak yang mengalami gizi buruk di Kabupaten Blitar sebanyak 3.922 anak. Kendati demikian dibanding tahun sebelumnya, kasus gizi buruk anak turun, yakni 14,5 persen di tahun 2021 menjadi 14,3 persen pada tahun 2022.
Dik Anis menegaskan, sebagai caleg DPRD Kabupaten Blitar Partai Golkar dapil 2 (Srengat, Sanankulon dan Nglegok), persoalan stunting atau gizi buruk menjadi salah satu perhatiannya.
Dik Anis dengan mengusung tagline Bukan Sekedar Janji Manis merupakan caleg kesayangan Partai Golkar Kabupaten Blitar, yakni digadang-gadang Golkar bisa mendulang kursi dari dapil 2.
“Dengan bisa masuk di legislatif, Insyallah akan lebih mudah memperjuangkan aspirasi masyarakat, khususnya terkait dengan stunting atau gizi buruk,” pungkasnya.
Editor : Solichan Arif
Artikel Terkait