JAKARTA, iNews.id Tercatat delapan tahun terakhir 20 ekor gajah liar di Sri Lanka mati karena memakan sampah plastik. Terakhir, dua gajah kembali ditemukan terkapar diantara tumpukan sampah. Berdasarkan pemeriksaan dokter hewan setempat, gajah tersebut mati karena makan banyak sampah plastik.
Hal ini terjadi karena tempat pembuangan sampah di desa Pallakadu, Distrik Ampara ini dekat dengan rumah alami kawanan gajah tersebut.
Dokter hewan satwa liar Nihal Pushpakumara mengatakan, dari dalam tubuh gajah yang mati itu petugas menemukan sejumlah besar plastik yang tidak dapat terurai.
"Polythene, pembungkus makanan, plastik, non-digestible lainnya dan air adalah satu-satunya hal yang bisa kita lihat di post mortem. Makanan normal yang dimakan dan dicerna gajah tidak jelas," katanya seperti dilansir dari Sindonews.com, Senin (17/1/2022).
Saat ini gajah Sri Lanka terancam keberadaannya karena habitat alami mereka terdegradasi oleh manusia. Banyak gajah menjelajah lebih dekat ke pemukiman manusia untuk mencari makanan
"Gajah lapar mencari sampah di tempat pembuangan, memakan plastik serta benda tajam yang merusak sistem pencernaan mereka," kata Pushpakumara.
Pada tahun 2017, pemerintah mengumumkan akan mendaur ulang sampah di tempat pembuangan dekat zona satwa liar untuk mencegah gajah mengonsumsi plastik. Pagar listrik akan didirikan di sekitar lokasi untuk menjauhkan hewan-hewan itu namun keduanya belum sepenuhnya dilaksanakan.
Ada 54 tempat pembuangan sampah di zona satwa liar di seluruh negeri, dengan sekitar 300 gajah berkeliaran di dekat mereka, menurut para pejabat.
Tempat pengelolaan sampah di desa Pallakkadu didirikan pada tahun 2008 dengan bantuan dari Uni Eropa. Sampah yang dikumpulkan dari sembilan desa terdekat dibuang di sana tetapi tidak didaur ulang.
Pada tahun 2014, pagar listrik yang melindungi tempat sampah tersebut disambar petir dan pihak berwenang tidak pernah memperbaikinya. Akhirnya gajah dapat masuk dan mengobrak-abrik tempat pembuangan sampah.
Warga mengatakan gajah telah bergerak lebih dekat ke pemukiman hingga memicu ketakutan penduduk desa terdekat. Banyak yang menggunakan petasan untuk mengusir gajah agar tidak masuk ke desa dan beberapa diantaranya memasang pagar listrik di sekitar rumah mereka. iNews Blitar
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait