SESOSOK menyeramkan yang diduga kuntilanak merah tertangkap kamera sedang bergelantungan di atas pohon mangga. Hantu kuntilanak merah itu tiba-tiba menghilang saat jubahnya ditarik seorang laki-laki bertopi. Peristiwa penampakan kuntilanak merah yang tengah diusik laki-laki tersebut diunggah akun Tik Tok @diluar.akal2 dan sontak viral.
Secara kasat mata sosok hantu wanita yang populer di dalam kisah urban legend tersebut, tampak menyeramkan. Rambutnya acak-acakan. Sesuai namanya kuntilanak merah, sosok seram itu mengenakan jubah warna merah. Kamera yang sebelumnya menangkap wujud hantu tersebut tiba-tiba ngeblur alias kehilangan fokus sendiri.
Perubahan itu diduga disebabkan adanya gesekan energi makhluk halus. Konon kuntilanak merah lebih kuat dan lebih bernyali menampakkan diri di hadapan manusia dibanding kuntilanak berjubah putih. Video yang diunggah sudah ditonton 57 kali. Kendati demikian belum diketahui keaslian serta lokasinya.
Seperti biasa, pendapat pro dan kontra langsung bermunculan. Tidak sedikit yang menuding video tersebut hasil editan belaka. “Baju jin bisa disentuh karena ada bacaan khusus dan itu memang bisa terjadi," tulis @Ho******al.
Kunti merah termasuk kunti paling ganas, selalu minta tumbal nyawa kalo keinginannya pengin terwujud,” tambah @sa*****ng.
Menurut cerita, asal usul kuntilanak merah ini adalah seorang wanita yang dikuburkan dalam keadaan hamil. Darah si wanita hamil tersebut yang menyebabkan dia kemudian mendapat sebutan kuntilanak merah. Selain itu, warna merah menjadi simbol kemarahan dan kebencian si hantu wanita. Bahkan meski sudah tidak lagi hidup, ia berharap masih bisa membalas dendam kepada orang yang menghamilinya dan menolak tanggung jawab.
Hantu kuntilanak merah dipercaya memiliki dendam kesumat kepada kekasihnya. Keseraman kuntilanak merah semakin berlipat karena dia memiliki sifat paling jahat dibanding hantu lain. Konon hantu kuntilanak merah sering muncul di jalanan sepi di tengah malam, maupun kebun kosong dan hutan rimbun. Namun tempat mangkal favorit hantu ini adalah pohon beringin, asem, hingga pohon bambu.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait