JAKARTA – Pedangdut nasional Imam S Arfin tutup usia. Imam S Arifin merupakan penyanyi sekaligus pencipta lagu dangdut yang kesohor pada medio 80-an. Salah satu lagu yang melambungkan nama Imam S Arifin dalam blantika musik dangdut adalah tembang Menari di Atas Luka.
Dalam lirik lagu yang bercerita tentang laki-laki yang dikhiantai kekasihnya itu Imam S Arifin memasukkan falsafah hidup orang Madura. Imam yang memang berasal dari Sumenep, Madura menuliskan pepatah “Lebih baik putih tulang daripada putih mata” yang berarti lebih baik mati daripada hidup menanggung malu.
Lagu lain yang juga mendongkrak popularitas Imam S Arifin sebagai musisi dangdut berjudul Jandaku. Menurut salah satu kerabat, Imam S Arifin meninggal dunia akibat penyakit stroke yang ia derita selama setahun. “Iya benar Imam S Arifin meninggal dunia. Sekitar pukul 13.00 WIB, “ ungkap Saiful, kerabat Imam, ketika dihubungi awak media Jumat Sore (17/12/2021).
Imam menderita stroke selama setahun, yang kata Saiful sempat sembuh dan kembali berjalan. Sayang, kesembuhan itu tidak bertahan lama dan pada Jumat siang (17/12) menghembuskan nafas terakhirnya. “Sudah sempat sembuh dan jalan, padahal. Waktu itu masih ngobrol sama saya, nggak ada keluhan. Tiba-tiba dia drop, sakit di dada dan perut, terus kami usaha bawa ke rumah sakit,“ terang Saiful.
Imam S Arifin belum sempat mendapat penanganan medis. Dalam perjalanan menuju rumah sakit, musisi dangdut itu meninggal dunia. “Nggak sempat dibawa, meninggal di jalan waktu mau dibawa ke rumah sakit dari rumahnya sendiri,” tutup Saiful.
Imam S Arifin meninggal dunia pada usia 61 tahun. Imam lahir di Madura pada 19 November 1960. Musisi dangdut itu menikah dengan Nana Mardiana dan dikaruniai seorang anak bernama Resti Destami Arifin. Namun sayang, pada tahun 2007 biduk rumah tangga mereka kandas. Informasinya, keluarga akan memakamkan jenazah Imam S Arifin di TPU Beringin, Kalianget, Sumenep Madura Sabtu besok (18/12/2021).
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait