BLITAR, iNewsBlitar - Masyarakat Desa Minggirsari, Kecamatan Kanigoro, Kabupaten Blitar patut bersyukur. Sebab di tengah persawahan ada dua arca yang sering disebut Arca Mbah Bodo oleh warga sekitar.
Selama ini warga berasumsi bahwa bahwa arca ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit. "Kita mengira ini dulu peninggalan Kerajaan Majapahit," ungkap Kepala Desa, Minggirsari, Eko Hariadi.
Ada dua arca di Desa Minggirsari ini, satu arca masih nampak utuh dan satu arca sudah hilang kepalanya. Hasil penelitian dua arca ini merupakan Arca Dwarapala.
Arca Dwarapala dapat dilihat dari corak jenisnya diperkirakan dibuat pada era Daha sekitar abad 11. Kedua Arca ini merupakan ciri khas arca penjaga pintu masuk sebuah area pemujaan (ksethra) berlanggam Siwais.
Arca ini merupakan peninggalan Kerajaan Kadiri atau Daha yang diperkirakan dibuat tahun 1.138. "Arca ini harusnya menghadap ke utara atau ke gunung, karena ada sungainya di selatan," ungkap Dian Hadi Yuwono dari DPP Petanisia Indonesia.
Gus Dian biasanya Ia dipanggil menjelaskan, melihat posisi dari arca yang sebelah selatan ksethra ada aliran Sungai Brantas disinyalir ada wilayah desa ini dahulu merupakan penganut Shiwa beraliran Tantra.
Gus Dian menyebutkan, bahwa di Desa Minggirsari ini dulunya tempat pemujaan terhadap Agama Siwa Tantra. 'Karena Arca Dwarapala yang menjaga pintu masuk sentra siwa atau tempat pemujaan terhadap Siwa," ungkapnya.
Ini diketahui ciri arca yang memiliki ciri wajah pria, rambut ikal diikat atas dan lurus di bawah. Selain itu, di lengan arca juga ada elat bau mata siwa nila kanta," tegasnya.
Sementara itu, di pemakaman umum Desa Minggirsari yang berdekatan dengan makam umum Kelurahan Klampok, Kota Blitar juga banyak ditemukan makam orang-orang besar di jaman dulu.
Makam ini ada di sisi utara letak Arca Dwarapala saat ini. Dari batu nisan yang ditemukan, ada makam peninggalan Kerajaan Pajang, dan Mangkunegaran.
Gus Dian menyebutkan, dari batu nisan ini diketahui bahwa sebelumnya daerah makam ini merupakan pemukiman yang besar di jamannya. Bahkan di makam ini ada batu nisan bercirikan Kerajaan Pajang yang berukuran lebih besar dibandingkan lainnya.
"Kalau ukurannya besar berarti dia orangnya bisa jadi dekat dengan trah raja," tegasnya.
Editor : Robby Ridwan
Artikel Terkait