get app
inews
Aa Read Next : Temuan Ilmuwan: Bentuk Bumi Ternyata Tidak Serupa Bola

Kediri Gempar, Penambang Pasir Tradisional Kelud Tantang Pemodal Besar

Sabtu, 05 Februari 2022 | 11:36 WIB
header img
Material pasir dan batu yang berada di aliran lahar Gunung Kelud wilayah Kediri tengah dieksplorasi besar-besaran oleh pemodal besar. (Foto : Gunung Kelud/iNews Blitar/Fino)

KEDIRI, iNewsBlitar – Penambangan besar-besaran di aliran lahar Gunung Kelud wilayah Kabupaten Kediri, semakin marak.

 

Penambangan dengan memakai alat berat tersebut dikhawatirkan akan merusak lingkungan dan berakibat terjadinya bencana alam.

 

Keluhan itu diungkapkan para penambang pasir tradisional yang tergabung dalam Aliansi Penambang Pasir Kediri Raya (APPKR).

 

Juru Bicara APPKR Tubagus Fitriajaya mendesak BPBD Kabupaten Kediri segera mengambil langkah tegas.

 

“Karena dengan adanya eksplorasi pasir dan batu dengan alat berat dapat merusak lingkungan, bahkan bisa menyebabkan terjadinya bencana alam,” ujar Tubagus saat mendatangi Kantor BPBD Kabupaten Kediri.

 

Eksplorasi besar-besaran sudah berlangsung lama. Adanya proyek besar seperti pembangunan tol Madiun-Surabaya, Bandara Dhoho Kediri dan Bendungan Sumantok, kata Tubagus membuat eksplorasi semakin marak.

 

Sejumlah pemodal besar banyak yang bergeser ke wilayah Kediri setelah stok material di wilayah Blitar dinilai sudah terbatas. Dari sederet perusahaan tambang tersebut, beberapa diantaranya diduga tidak mengantongi izin alias ilegal.

 

“Saat ini banyak proyek besar di Kediri yang membutuhkan material itu, sehingga jika sejak awal tidak di tata dengan baik akan terjadi carut marut,” ungkap Tubagus.

 

Tidak hanya soal ancaman bencana alam. Tubagus juga menyebut adanya potensi konflik horizontal di masyarakat. Yakni konflik antara pekerja tambang tradisional dengan pekerja yang ikut pemodal besar.

 

Ia meminta institusi terkait segera mengambil tindakan preventif. “Dengan adanya eksplorasi menggunakan alat berat ini menyebabkan konflik di masyarakat. Perlu adanya diskusi seluruh lini untuk menyelesaikan masalah ini,” harapnya.

 

Kepala BPBD Kabupaten Kediri Slamet Turmudi mengatakan akan segera mempelajari masukan dari aliansi penambang pasir tradisional. Ia tidak memungkiri penambangan pasir besar-besaran dengan alat berat menimbulkan ancaman bencana alam, khususnya tanah longsor .

 

“Atas adanya info ini, kita akan mempelajari dan menindaklanjuti. Karena ini bentuk kolaboarsi dari segala lini untuk bersama mencegah terjadinya bencana,” ujarnya.

 

Slamet Turmudi menambahkan, penanganan kerusakan alam di sekitar Gunung Kelud butuh keterlibatan banyak pihak, termasuk masyarakat.

 

Ia optimistis kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan akan melahirkan solusi penyelesaikan tambang di aliran lahar Kelud.

Editor : Solichan Arif

Follow Berita iNews Blitar di Google News Lihat Berita Lainnya
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut