BLITAR, iNewsBlitar- Autopsi atau bedah mayat forensik menjadi jalan utama aparat penegak hukum mengungkap kasus kematian dengan penyebab yang belum jelas.
Misalnya pada kasus dugaan pembunuhan, bunuh diri, tewas karena keracunan, overdosis, atau tenggelam, autopsi atau bedah mayat forensik sangat dibutuhkan.
Hasil autopsi menjadi dasar aparat menyampaikan keterangan kepada keluarga korban dan publik, terutama menyangkut kepastian penyebab kematian.
Belakangan, tidak sedikit keluarga korban yang menolak jasad anggota keluarganya dibedah forensik. Begitu hasil pemeriksaan klinis menyatakan tidak ada bekas kekerasan, keluarga memilih langsung memakamkan jenazah korban.
Padahal saat dilakukan bedah mayat forensik, bisa jadi akan terungkap penyebab lain. Lalu sebenarnya seperti apa autopsi atau bedah mayat forensik dilakukan?.
dr. Abdul Mun’im Idries, seorang pakar forensik terkemuka di Indonesia menyebut, bedah mayat forensik dilakukan setelah petugas medis memeriksa tubuh bagian luar jenazah secara teliti.
Setelah pemeriksaan luar selesai, petugas akan melanjutkan dengan membuka rongga tengkorak, leher, rongga dada, rongga perut, dan rongga panggul.
“Dan dikeluarkan isinya untuk diperiksa apakah terdapat kelainan yang dapat menjelaskan mengapa korban sampai tewas,” tulis dr. Abdul Mun’im Idries dalam buku “Indonesia X-Files, Mengungkap fakta dari Kematian Bung Karno Sampai Kematian Munir”.
Pada sejumlah kasus pemeriksaan makrokospik atau pemeriksaan mata telanjang, tidak cukup. Petugas perlu melakukan pemeriksaan di bawah mikroskop.
“Untuk itu perlu diambil jaringan dari setiap organ tubuh sebesar 1 cm x 2 cm x 0,5 cm untuk diproses dan baru dilihat di bawah miskroskop,” tulisnya.
Khusus dugaan kasus keracunan, petugas akan melakukan pengambilan alat-alat dalam tubuh untuk kebutuhan pemeriksaan toksikologik (Penentuan ada tidaknya racun).
Petugas akan mengecek darah, cairan empedu, urine, isi lambung, dan hati. Pada kasus yang lebih khusus, biasanya juga diperlukan rambut korban, kuku, jaringan kulit tempat suntikan, dan lemak tubuh.
Begitu selesai, petugas mengembalikan seluruh organ dalam yang dibongkar ke tempatnya semula dan dijahit ulang.
Dalam tindakan bedah mayat forensik usus juga diperiksa. Sehingga gas yang ada di dalamnya turut keluar.
Hal ini seringkali memunculkan kesan mengapa mayat yang usai dibedah perutnya akan tampak mengecil saat dijahit.
“Seakan-akan ada bagian dalam tubuh yang diambil dan tidak dikembalikan lagi,” tulisnya.
Editor : Solichan Arif