BLITAR, iNews.id - Tercatat 12 hari pertama di 2022 ada 2 laporan kasus DBD yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Blitar. Sementara pada Desember 2021 lalu ada 17 kasus.
Kasi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Blitar, Trianang Setiawan mengatakan, faktor cuaca membuat kasus naik.
"Kalau tidak musim hujan hanya ada sekitar 4 kasus perbulannya," ungkapnya.
Sementara berdasarkan data kader Jumantik Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar ditemukan tujuh kasus chikungunya. Selain chikungunya, musim penghujan saat ini juga rentan penyakit demam berdarah dengue (DBD).
Kedua penyakit ini disebarkan oleh nyamuk. Warga yang terkena DBD maupun chikungunya telah mendapatkan perawatan di rumah sakit.
Koordinator Kader Jumantik Kelurahan Sananwetan, Siti Nurhasanah mengatakan, akibat temuan kasus DBD dan chikungunya warga setempat meminta agar dilakukan fogging oleh Puskesmas Sananwetan.
"Warga merasa resah karena ada temuan kasus. Kemudian mereka meminta untuk dilakukan fogging," tutur Siti Nurhasanah.
Siti menambahkan, meski telah mengfogging, warga diminta untuk meningkatkan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN). "Warga harus tetap menjaga kebersihan lingkungan, khususnya ketika memasuki musim hujan untuk menghindari adanya jentik nyamuk," ungkapnya.
Dijelaskannya, fogging itu hanya membunuh induk nyamuk, sedangkan untuk jentiknya dan telur tetap hidup. "Untuk itu kami meminta agar warga meningkatkan PSN. Kami sudah meminta ketua RT untuk menggalakan kerja bakti membersihkan lingkungan saat musim hujan," ungkapnya. iNews Blitar
Editor : Robby Ridwan