BLITAR, iNewsBlitar – Pusaka Wali Songo memiliki andil besar dalam kemenangan Demak Bintoro atas Kerajaan Majapahit.
Keampuhan pusaka Wali Songo mampu membuat orang-orang Majapahit kocar-kacir. Dengan pusaka di tangan Ja’far Shadiq atau Sunan Kudus selaku Senapati Demak, pasukan santri berhasil mendesak pasukan Majapahit.
Sunan Kudus menggantikan ayahnya, yakni Sunan Ngudung sebagai senopati Demak. Sunan Ngudung tewas dalam pertempuran melawan Raden Kusen atau Adipati Terung, senopati Majapahit.
Gelombang serangan santri Demak ke wilayah Tuban, Kediri dan sekitarnya, memaksa orang-orang Majapahit yang kalah kekuatan dan kesaktian, mengungsi ke gunung-gunung.
Lantas pusaka dari Wali Songo apa saja yang dipakai Sunan Kudus untuk menaklukkan Majapahit?.
1. Pusaka Badhong (Golok)
Pusaka Badhong diberikan Sunan Cirebon atau Sunan Gunung Jati kepada Sunan Kudus untuk melawan orang-orang Majapahit.
Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah merupakan salah satu Wali Songo yang menurunkan sultan-sultan Banten dan Cirebon.
Dalam pertempuran sengit, Sunan Kudus mencabut pusaka Badhong dari sarungnya. Apa yang terjadi? Entah dari mana datangnya, tiba-tiba muncul lebah yang langsung menyerang pasukan Majapahit.
Sengatan lebah yang jumlahnya tak terhitung itu membuat orang-orang Majapahit lari tunggang langgang.
2.Pusaka Ki Suradadi
Keris pusaka ini milik Sunan Giri, salah satu Wali Songo yang bergelar Prabu Satmata, yakni karena kedudukannya sebagai raja sekaligus guru suci di Giri Kedathon, Jawa Timur.
Dalam Serat Kandaning Ringgit Purwa, oleh Sunan Giri pusaka Ki Suradadi dihibahkan kepada Sunan Kudus. Saat dihunus Sunan Kudus, tiba-tiba muncul keajaiban yang mengejutkan.
Mendadak keluar hewan tikus yang jumlahnya tidak terhitung. Tikus-tikus itu menyerang orang-orang Majapahit hingga kocar kacir.
3. Pusaka Peti dari Palembang
Pusaka berbentuk peti itu diberikan Adipati Palembang Arya Damar kepada Sunan Kudus. Yakni putra Raja Majapahit Prabu Brawijaya yang memeluk Islam.
Arya Damar memang bukan Wali Songo. Namun dirinya yang pertama kali menerima Raden Rahmat atau Sunan Ampel saat pertama kali menjejakkan kaki di Nusantara.
Dalam peperangan antara Demak dan Majapahit, Sunan Kudus membawa pusaka berbentuk peti itu ke medan laga. Saat dalam situasi terjepit, dibukanya tutup peti.
Apa yang terjadi? Hujan angin bercampur badai besar tiba-tiba menerjang Majapahit. Badai menimbulkan suara gemuruh yang membuat orang-orang Majapahit ketakutan.
Dari dalam pusaka peti Aryo Damar, konon juga muncul pasukan siluman yang langsung menyerang orang-orang Majapahit. Dalam peperangan yang dipimpin Sunan Kudus itu, Demak memperoleh kemenangan besar.
Pusaka-pusaka Majapahit disita dan ditempatkan selama 40 hari di Giri Kedathon. Setelah itu oleh pasukan santri yang dipimpin Sunan Kudus, semua pusaka kerajaan Majapahit diangkut ke Demak.
Naskah Tedhak Pusponegaran dan Literature of Java (1967-1980), menulis, orang-orang Majapahit yang terpukul mundur oleh santri Demak, sempat bertahan di Sengguruh, Malang Jawa Timur.
Namun hal itu tidak berlangsung lama. Serbuan santri yang dipimpin Arya Terung, yakni anak Adipati Terung yang memilih berpihak ke Demak, membuat orang-orang Majapahit pergi menjauh.
Arya Terung kemudian diangkat Sultan Demak sebagai Adipati di Sengguruh. Sedangkan adiknya, Arya Balitar diangkat menjadi Adipati Blitar. Sengguruh (Malang Selatan) dan Blitar dinyatakan berada di bawah kekuasaan Kesultanan Demak.
Editor : Solichan Arif