Tidak pernah terbayangkan oleh mereka ada pemimpin asing yang berani melakukan hal tersebut kepada Pemimpin Tertinggi Uni Soviet yang dikenal sangat anti-agama dan saat itu sangat ditakuti. Kisah tentang pengembalian fungsi masjid tersebut serta kisah pemugaran Makam Imam Bukhari di Samarkand, Uzbekistan --yang saat itu masih menjadi bagian dari Uni Soviet-- yang juga atas permintaan Presiden Soekarno masih terekam dengan baik hingga saat ini di memori kaum Muslimin Rusia, khususnya para generasi tuanya.
Era Tsar Nicholas II Masjid Soekarno disebut Masjid Biru karena bangunan tersebut memiliki kubah berwarna biru. Masjid ini mulai dibangun pada 1910 dan secara resmi dibuka pada 1913. Diriwayatkan bahwa kala itu, sangatlah sulit untuk memperoleh izin pembangunan rumah ibadah umat Islam di Ibu Kota Kekaisaran Rusia tersebut. Penguasa Rusia saat itu, Tsar Nicholas II, pada 1907 akhirnya memberikan izin pembangunan masjid ini sebagai penghargaan atas kontribusi warga Muslim yang turut membangun Kota St Petersburg.
Tsar Nicholas II sendiri sebelumnya pernah berkunjung ke Indonesia (Hindia-Belanda) pada 1890 saat masih berstatus sebagai Putra Mahkota. Dana terbesar pembangunan masjid ini berasal dari Said Abdoul Ahad, Emir Bukhara (Uzbekistan). Upacara peletakan batu pertama pembangunan masjid dilakukan pada 3 Februari 1910 dan dihadiri tokoh-tokoh pemerintahan, keagamaan, dan masyarakat lainnya, termasuk di antaranya Mohammad Alim Khan, Duta Besar Kekhalifahan Ottoman serta Tevkelev, pemimpin Partai Muslim di Parlemen Rusia (Duma).
Blue Mosque dibangun dengan meniru arsitektur Gur-e-Amir, makam dari Timurlenk di Samarkand. Masjid ini dilengkapi menara setinggi 49 meter, kubah setinggi 39 meter, dan mampu memuat hingga lima ribu jamaah. Pada saat dibangun, umat Islam di St Petersburg diperkirakan 8.000 orang. Bagian muka dari bangunan masjid merupakan gabungan ornamen oriental dan mozaik biru pirus. Dinding masjid dibuat dari batu granit abu-abu dan kubah serta menaranya ditutupi dengan mozaik keramik berwarna biru langit. Bagian depan masjid dihiasi dengan kaligrafi ayat-ayat Al-Quran. Sementara, bagian dalamnya dibuat dari marmer berwarna biru dan lantainya dilapisi oleh karpet yang dibuat para perajin dari Asia Tengah. iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto