BLITAR, iNewsBlitar.id - Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) Jawa Timur sukses laksanakan prosesi pelantikan di Gedung Candra Wilwatikta Pasuruan pada Rabu (14 /8/2024). Total ada 180 pengurus baru terlantik yang dikomandoi oleh M. Yusfan Firdaus yang akan mengawal pergerakan mahasiswa Jawa Timur.
Acara pelantikan Badko HMI Jatim tersebut dihadiri oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak selaku MW KAHMI Jawa Timur. Juga hadir para Senior KAHMI se Jawa Timur, Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal Pengurus Besar HMI, Pengurus Cabang HMI se Jawa Timur dan para kader HMI se Jawa Timur, Kelompok Cipayung Plus, Awaluddin Iqbal yang saat ini menjabat Kepala Bulog Jatim) dan Imam Hidayat sebagai Biro Kesra Pemprov Jatim dan Anas Urbaningrum yang dikenal sebagai tokoh senior HMI Nasional.
Sebagai Ketua Umum terpilih, M. Yusfan Firdaus dalam sambutannya menyebutkan bahwa Badko HMI Jawa Timur siap mengawal banyak hal yang masih menjadi masalah bagi Jawa Timur saat ini. Di antaranya masalah tambang ilegal da peredaran rokok ilegal yang saat ini sangat membenani Jawa Timur.
"Kita juga akan membangun Koperasi HMI, yang sudah dicita-citakan sejak dulu. HMI dan KAHMI satu visi untuk hal itu." Jelas Yusfan.
Selain itu Emil Dardak juga berpesan dalam sambutannya bahwa kehadiran HMI sangat dibutuhkan oleh bangsa. Sebagai politisi dan intelektual muda ia menyampaikan pemahaman menjaga keseimbangan antara keislaman dan kebangsaan yang diinternalisasi kader HMI melalui training-training akan melahirkan integrity yang bertujuan menjaga keutuhan bangsa.
"Seperti kader HMI yang mengikuti training LK I dan meyakini bahwa Indonesa adalah negara yang pancasila dan umat Islam bisa tentunya bisa menjaga integrity pengamalan sebagai umat beragama maka itu adalah nation survival, dan HMI ada untuk nation survival," Terang Emil.
Acara sakral itu dipungkasi dengan Tausiah Kepemimpinan oleh Anas Urbaningrum. Sebagai tokoh panutuan aktivis HMI, Anas menyampaikan sambutan hampir satu jam menyoal tentang degradasi bangsa. Mulai dari menitipkan independesi kader HMI yang harus dijaga, mengembalikan semangat kritis kader hingga pergeseran paradigma dunia politik yang mengerdilkan peran aktivis yang menempuh proses di lapangan kalah dengan popularitas para artis pejabat.
"Kader HMI harus menjaga pergeseran paradigma ini agar tidak terlalu jauh. Maka didiklah rakyat kita dengan sadar, kesadaran eksistensialnya sebagai rakyat sebagai subjek, dan didiklah pelaksana negara dengan sikap kritis," papar Anas Urbaningrum.
Editor : Robby Ridwan