BLITAR, iNewsBlitar.id - Meski harga kedelai naik, namun produsen tempe di beberapa tempat belum membatasi stok. Bahkan, untuk harga tempe di pabrik saat ini masih normal.
Pemilik pabrik tempe di Kampung Cipadang, Desa Bangbayang, Kecamatan Gekbrong, Cianjur, Sri Hayati mengatakan, kenaikan harga kedelai sudah berlangsung selama hampir dua pekan. Kenaikan juga terjadi secara bertahap.
"Sekarang ada kenaikan menjadi Rp 11 ribu, naiknya bertahap, sudah berlangsung dua minggu," ucap sri mengutip okezone, Kamis 17 Februari 2022.
Dampak mahalnya harga kedelai membuat sejumlah pembuat tempe di Cianjur mulai membatasi produksi. Meski tetap memproduksi, pembuat mengurangi ukuran tempe hingga beberapa centimeter.
"Untuk stok enggak dibatasi, harga tempe belum dinaikin. Dalam sehari biasanya kalau sebelum ada kebaikan kami membuat tempe sebanyak tiga kwintal, sekarang dua kwintal untuk tempe. Untuk tahu tergantung penjualan, kalau menurun bisa langsung dikurangin. Kalau tahu kan bisa langsung jadi, kalau tempe proses dulu," ungkapnya.
Akibat naiknya harga kacang kedelai, tentu berimbas kepada omset yang juga menurun.
"Untuk omset sekarang menurun beberapa persen untuk tahu tempe. Menyiasati harga, kami main di ukuran tempe, awalnya misal 30 cm dikurangi 2 cm, tapi harga tetap sama. Misalnya kalau yang di kilo, tadinya setengah kilo di kurangi 2 ons, untuk tempe. Untuk tahu kita ngambilnya dari potongan," paparnya.
Dirinya berharap, agar harga kacang kedelai segera normal kembali. "Harapan saya inginnya harga kacang kedelai kembali stabil. Jadi kan kita sebagai pengusaha kecil, dengan adanya kebaikan bahan baku untuk usaha kami, ini bisa anjlok," pungkasnya.
Editor : Robby Ridwan