BLITAR, iNewsBlitar - Warga Indonesia ternyata memiliki klub sepakbola di luar negeri. Bahkan klub ini menyebar di beberapa negara Eropa seperti Inggris dan Italia.
Tidak hanya tampil di liga ke dua, namun klub ini ada yang tampil di liga tertinggi di negaranya. Klub-klub ini dimiliki oleh pengusaha Indonesia yang bisa menjadi jalan untuk mengembangkan sepakbola Tanah Air.
Saking cintanya terhadap Indonesia, tidak jarang konglomerat Indonesia ini membawa unsur Indonesia ke klub sepak bola yang dimilikinya. Mereka memiliki saham sebagian bahkan ada yang saham mayoritas.
Salah satu yang sempat fenomenal saat itu ialah Erick Thohir cs mengakuisisi mayoritas saham raksasa Italia, Inter Milan. Dia bahkan dia dinobatkan sebagai Presiden Klub asal kota Mode itu.
Kini ada beberapa klub sepak bola di luar negeri milik orang Indonesia. Ini daftar 8 klub sepak bola di luar negeri milik orang Indonesia:
1.Como 1907
Como 1907 merupakan klub asal Italia yang didirikan pada Mei 1907. Melansir laman Como Football, klub ini dibentuk lantaran banyak anak muda yang gemar memainkan sepak bola pada musim semi tahun 1906.
Pada tahun 2019, Como 1907 diakuisisi oleh pengusaha asal Indonesia, Michael Bambang Hartono dengan mengatasnamakan PT Djarum. Saat ini, Como 1907 bertanding di Serie B yang merupakan turnamen paling bergengsi di Italia. Usai sahamnya dibeli oleh Djarum, klub besar ini banyak menghadapi permasalahan. Contohnya adalah pengelolaan fasilitas dan infrastruktur stadion yang terbengkalai, bisnis usaha klub, dan pengembangan pemain.
2. Tranmere Rovers
Santini Group, sebuah jaringan bisnis yang dimiliki oleh keluarga Wanandi, mengakuisisi saham milik klub Tranmere Rovers. Diketahui, klub ini bermain di Liga 1 Inggris. Namun demikian, tidak diketahui secara pasti berapa jumlah saham yang diambil alih grup Santini.
Sesaat setelah Santini Group resmi membeli saham, klub langsung berbenah dengan menguatkan infrastruktur di Stadion Prenton Park dan melakukan pengembangan nilai klub di tingkat internasional.
3. Oxford United
Salah satu klub sepak bola tertua di Inggris, Oxford United, resmi berdiri di tahun 1893. Pada saat itu, klub ini masih bersifat amatir dengan nama Headington. Saham klub Oxford United diakuisisi sebesar 51% oleh pengusaha-pengusaha Indonesia, Erick Thohir dan Andindya Bakrie, pada September 2021.
Proses pembelian saham itu sudah atas seizin English Football League (EFL). Jauh sebelum mengakuisisi Oxford United, Erick Tohir juga membeli sebagian besar saham DC United pada 2012. DC United merupakan sebuah klub sepak bola Amerika Serikat (AS) yang berbasis di Washington DC. Selain itu, Erick Thohir pernah pula memiliki saham Inter Milan, Italia.
4. Lecce
Dari Italia, saham milik salah satu klub besar, US Lecce, diakuisisi oleh Alvin Sariaatmadja yang membentuk konsorsium. Bersama konsorsiumnya itu, Alvin menguasai 10% saham Leece lantaran ada pemegang saham lain yang berencana melepas kepemilikannya.
Sebelumnya, nama Raffi Ahmad santer diberitakan mengambil alih saham Lecce karena terlihat adanya jersey Lecce dengan nama Raffi. Hal itu tak terbukti dan dibantah Lecce Prima, salah satu media Italia.
Lecce akan berlaga di kasta tertinggi Liga Italia musim ini. Lecce akan bersaing dengan klub top Liga Italia seperti AC Milan, Inter Milan hingga Juventus.
5. FC Verbroedering Dender
Salah satu klub di Belgia bernama FC Verbroedering Dender, diakuisisi sahamnya oleh Sihar Sitorus. Politisi dan pengusaha Indonesia itu membeli saham Verbroedering Dender pada tahun 2018.
Keputusan Sihar untuk membeli klub tersebut adalah karena ia ingin adanya pembinaan usia pemain muda yang baik. Dengan demikian, mereka memiliki kesempatan berkompetisi yang mumpuni pula.
Di samping itu pula, Belgia adalah negara sepak bola yang lebih menarik dibanding dengan negara lainnya. Bukan hanya di luar negeri, Sihar tercatat juga mengasuh sejumlah klub di dalam negeri. Beberapa klub sepak bola tersebut adalah Nusaina FC di Ambon, Pro Duta Football Club, dan Medan United FC.
6. CD Polillas Ceuta
Selanjutnya, ada CD Polillas Ceuta asal Spanyol yang juga diakuisisi pengusaha Indonesia. Batavia Sport Group (BSG) mengakuisisi klub itu pada September 2020.
BSG diketahui bekerja sama dengan salah satu akademi sepak bola, ASIOP. Sebelum diakuisisi BSG, Polillas disebut mengalami krisis finansial akibat terjangan pandemi Covid-19.
Dengan diakuisisinya klub Spanyol ini, maka diharapkan para pemain muda Indonesia bisa mendapatkan kemudahan untuk merumput di liga Spanyol.
7. Brisbane Roar
Klub lain yang juga dimiliki oleh orang Indonesia adalah Brisbane Roar. Klub asal Australia ini berdiri pada 1957 dengan nama awal Hollandia-Inala, lalu berganti nama menjadi Brisbane Lions, hingga kemudian menjadi Brisbane Roar.
Bakrie Group mengakuisisi 70% saham klub ini pada Oktober 2011. Bakrie Group juga diketahui pernah menguasai saham milik Cercle Sportif Vise atau CS Vise (Belgia) dan Indonesia Futbol SAD (Uruguay).
8. CF Estrela Amadora SAD
Klub Portugal pun tak ketinggalan menjadi tujuan akusisi pengusaha Indonesia. Pakuan Football Enterprise resmi mengakuisisi CF Estrela Amadora SAD pada Mei 2022. Klub ini berada di papan tengah klasemen sementara pada liga musim 2021-2022.
Sementara itu, Pakuan sendiri merupakan perusahaan yang memang berfokus di bisnis sepak bola milik Dodi Irwano Suparno dan Jaino Matos. Harapannya, bannyak pemain Indonesia yang bisa berkarir dan bermain di liga Portugal melalui akuisisi ini.
Editor : Robby Ridwan