PONOROGO, iNewsBlitar.id - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di Ponorogo, Jawa Timur, meledak. Jumlah sapi yang terpapar telah mencapai 6.000 ekor dan hampir setiap hari ada yang mati. Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, jumlah sapi yang terpapar PMK ada sebanyak 6.824 ekor. Naik hingga 2.000 kasus dalam dua hari, dari yang sebelumnya hanya 4.900 kasus.
Harmadi, peternak sapi mengaku resah dengan penyebaran PMK ini. Setiap hari, ada saja sapi yang mati akibat PMK. "Jumlah yang mati sudah mencapai 500 lebih ekor sapi dewasa dan anak. Sapi yang terjangkit dan kritis ada yang langsung disembelih, karena kondisinya kritis," katanya, Rabu (22/6/2022). Sementara itu, Kepala Desa Tambang, Tugiono mengatakan, wilayah terparah yang terpapar PMK ini adalah Kecamatan Pudak. Wabah PMK menyerang sentra sapi perah dan sapi penggemukan
"Peternak di wilayah ini sudah memberi obat dan ramuan. Tetapi tetap saja banyak sapi yang mati," sambungnya. Hingga kini, wabah PMK di Ponorogo masih terjadi. Petugas dari Dinas Pertanian dan para pemilik ternak pun masih terus berusaha melakukan pengobatan terjadap sapi yang hidup.
Pada bagian lain, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko memilih berkantor di Kecamatan Pudak. Sugiri mengajak sejumlah kepala dinas terkait untuk mencari solusi penyakit yang secara masif menyerang sapi perah itu.Terungkap dalam pertemuan di pendopo kecamatan dengan perwakilan peternak, Senin (20/6/2022) malam, setiap hari ada 10 sapi mati bahkan lebih yang harus dikuburkan. Warga selama ini bergotong royong menggali tanah untuk mengubur sapi itu. Kang Bupati langsung memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo turun tangan membantu.
‘’Tinggal masing-masing desa membentuk tim penguburan sapi, kami akan anggarkan melalui BPBD,’’ kata Bupati dikutip dari website resmi Pemkab Ponorogo. Bupati Sugiri Sancoko ditemani Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (Dipertahankan) pantau sapi terjangkit PMK di Kecamatan Pudak Senin (20/6/2022)
Wabah PMK juga mengakibatkan pendapatan peternak turun drastis. Angsuran pinjaman ke lembaga perbankan akhirnya menjadi masalah serius. Kang Bupati lagi-lagi mengambil langkah cepat dengan mengundang pimpinan sejumlah bank untuk membahas persoalan kredit itu, Selasa (21/6/2022). ‘’Saya akan mengundang pihak bank, baik yang dari BUMN (badan usaha milik negara) maupun BPR (bank perkreditan rakyat),’’ jelasnya.
Sejumlah peternak mengungkapkan masa pendaftaran peserta didik baru (PPDB) membuat mereka harus menanggung biaya pendidikan cukup tinggi. Padahal, penghasilan dari susu perah tak lagi dapat diharapkan. Menanggapi hal itu, Kang Bupati meminta para kepala desa mendata pelajar yang hendak mendaftar ke SMP, SMA, maupun SMK.
‘’Kami carikan solusinya melalui dinas pendidikan,’’ terangnya. Di sela-sela merembuk PMK bersama masyarakat, Kang Bupati sempat menyerahkan bantuan obat untuk menanggulangi PMK. Dia akan menemani peternak selama sepekan dengan berkantor di Kecamatan Pudak sembari mencarikan solusi. ‘’Saya tidak akan tinggal diam dengan menemani di sini,’’ ungkapnya.iNewsBlitar
Editor : Edi Purwanto