BLITAR, iNewsBlitar.id - Makanan praktis menjadi menu sahur andalan banyak keluarga di bulan Ramadan. Sayangnya, sebagian besar orang juga mengesampingkan gizi menu sahur yang disajikan. Bagaimana menurut ahli gizi?
Menurut dr. Yohan Samudra, SpGK, AIFO-K dari Primaya Hospital Tangerang, bila asupan karbohidrat simpleks, terbuat dari tepung-tepungan harus dikontrol. Sebab karbohidrat simpleks membuat seseorang lebih cepat merasa lemas saat menjalani ibadah puasa Ramadan.
"Makanan yang terbuat dari tepung-tepungan seperti roti, mie atau pasta memiliki serat yang sangat rendah dan cepat dicerna sehingga kita jadi cepat merasa lapar kembali," kata dr Yohan kepada MNC Portal, baru-baru ini.
Dokter spesialis gizi klinik itu mengingatkan bila mengonsumsi garam jangan berlebihan. Menurutnya kamampuan tubuh dalam menyerap cairan terganggu, sehingga menimbulkan efek mudah merasa haus hingga hipertensi.
Sebagai orang Indonesia, umumnya hobi mengonsumsi makanan pedas dan asam, justru ini harus hindari. Apabila dikonsumsi berlebihan mampu meningkatkan risiko gangguan asam lambung.
"Meningkatkan risiko gangguan lambung seperti nyeri, mual, hingga diare terutama pada orang yang memang sudah memiliki riwayat penyakit lambung sebelumnya," jelasnya.
Keempat, dokter Yohan mengingatkan jika hindari makanan yang mengandung gas, sebab mampu membuat perut merasa begah atau penuh. Misalnya, kacang-kacangan, sayuran renyah seperti asparagus, brokoli, kubis atau kol.
Terakhir, dokter Yogan menyarankan agar tidak minum minuman mengandung kafein terlalu banyak. Efek samping yang ditimbulkan bisa membuat seseorang merasa ingin selalu membuang air kecil (BAK). Hal itu dapat membuat orang berpuasa lebih cepat haus.
"Menyebabkan proses diuresis meningkat sehingga kita jadi lebih sering buang air kecil (BAK) dan membuat kita lebih merasa haus karena tubuh mengeluarkan sinyal untuk mengganti air yang banyak keluar," tambah dr Yohan.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto