LONDON, iNewsBlitar.id - Rumah sakit bersalin di Kota Mariupol, Ukraina dilaporkan kena bom hingga hancur. Pejabat Rusia memberikan keterangan berbeda-beda soal tuduhan pengeboman rumah sakit bersalin tersebut, pada Rabu kemarin.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menuduh Rusia melakukan genosida karena mengebom rumah sakit hingga porak-poranda. Banyak pasien tertimpa reruntuhan bangunan akibat serangan tersebut.
Ironisnya, serangan menyasar rumah sakit yang seharusnya dilindungi. Terlebih lagi, Mariupol merupakan salah satu kota yang menerapkan gencatan senjata guna membuka koridor kemanusiaan, sebagaimana diumumkan Rusia di hari yang sama.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov saat ditanya komentarnya mengenai serangan itu pada Rabu menegaskan militernya tidak mengebom rumah sakit. "Pasukan Rusia tidak menembaki sasaran sipil," katanya, kepada Reuters. BACA JUGA: Foto Satelit Tunjukkan Kerusakan Ukraina akibat Serangan Rusia, Begini Penampakannya Namun hari ini dia mengubah pernyataan bahwa Kremlin akan menyelidiki keterangan dari militer.
"Kami pasti akan bertanya kepada militer, karena Anda dan saya tidak punya informasi jelas tentang apa yang terjadi di sana. Militer kemungkinan besar akan memberikan beberapa informasi," kata Peskov.
Pernyataan berbeda disampaikan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia Maria Zakharova yang menyebut pengeboman rumah sakit sebagai hoaks. "Ini adalah terorisme informasi," kata Zakharova. Duta Besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyanskiy memberikan pernyataan jauh berbeda. Dia mengatakan bangunan yang dibombardir merupakan bekas rumah sakit bersalin yang telah dikuasai pasukan Ukraina.
"Begitulah berita palsu muncul," katanya, seraya menjelaskan, Rusia telah memperingatkan pada 7 Maret rumah sakit itu diubah menjadi markas militer Ukraina. iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto