BLITAR, iNewsBlitar.id - Sedini mungkin anak anak harus diberikan edukasi tentang finansial. Hal ini dilakukan agar anak anak memahami bagaimana cara mengelola uang dengan baik dan benar. Serta disinambungkan dengan proses bekerja hingga pada akhirnya bisa mendapatkan uang.
Usia anak anak, memang usia yang cocok dan pantas untuk diberikan edukasi tentang finansial. Sedini mungkin diberikan edukasi ini maka pada saat ia nanti dewasa maka secara tidak langsung akan memahami dan mempraktekkan bagaimana mengatur finansial dan lain lainnya.
Meski begitu, memberikan edukasi tentang finansial juga tidak mudah seperti membalikan telapak tangan. Perlu kesabaran yang ekstra agar anak anak mau mendengar dan bisa saling bertukar pikiran atau dialog tentang finansial.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa upaya edukasi finansial harus dimulai sedini mungkin, sejak usia anak-anak agar mereka mampu mengelola masalah keuangan sejak dini. Namun dalam mendidik anak dalam hal apapun, orangtua harus sabar.
Kak Seto sendiri mencoba menyoroti pentingnya membuat suasana di rumah ramah anak. Ini agar anak bisa belajar dengan baik. Kak Seto menekankan, saat mendidik anak, jangan sampai orangtua membentak anak. Sebab perilaku itu sangat tidak sehat bagi mental si anak, terlebih di situasi pandemi seperti ini yang amat rentan membuat anak depresi.
"Contoh mudahnya, saat meminta anak untuk mandi, ya, jangan dibentak, tapi bisa dengan memintanya dengan ajakan ramah. Atau soal cuci tangan juga demikian, orangtua harus jadi sahabat anak," sarannya.
Setiap orangtua punya cara terbaiknya dalam mengasuh anak dan usahakan untuk memberikan suasana ramah anak sebagai pilihan cara terbaik mendidik anak. Kak Seto juga meminta agar para orangtua berusaha untuk menjadi idola dan sahabat buat anak-anak yang banyak mengalami kebosanan atau kegelisahan terkait belajar di rumah.
Sementara itu Donald Kanak, Chairman of Prudence Foundation mengatakan, edukasi finansial harus dimulai sedini mungkin karena anak-anak pada dasarnya sudah mulai mengembangkan kemampuan dasar untuk mengelola keuangan sejak usia tujuh tahun.
Melalui program Cha-Ching, anak-anak bisa dibekali dengan pengetahuan, keterampilan, dan perilaku keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan keuangan yang lebih baik dalam hidup.
Di Indonesia, kurikulum ini diperkenalkan pada 2017 dan telah berhasil mendidik lebih dari 160.000 murid dan melatih 5.300 guru di 2.900 sekolah dasar di Indonesia, seperti di Jabodetabek, Sidoarjo, Trenggalek dan Blitar.
Indrijati Rahajoe, Chief Human Resources and Community Investment Officer Prudential Indonesia menambahkan, dalam empat tahun terakhir, jumlah murid di Indonesia yang terpapar literasi keuangan meningkat sebanyak lima kali lipat, dengan rata-rata peningkatan pengetahuan literasi keuangan murid sebesar 12% pasca-pembelajaran.
Selain modul dan permainan, fokus inovasi melalui pemanfaatan teknologi digital, sehingga materi-materi yang kami keluarkan dapat mudah dipelajari oleh anak. “Literasi keuangan berperan sangat penting dalam membantu individu maupun masyarakat meraih kesejahteraan finansial di masa depan, makanya anak-anak penting mendapatkan edukasi finansial sejak dini," tambahnya.iNews Blitar
Editor : Edi Purwanto